Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jhenerly dan Slamet Tak Menyangka Unggahannya di Medsos Berujung Tewasnya Dua Pendekar Silat

Keduanya tidak menyangka perbuatannya mengajak, menghasut dan memprovokasi teman-temannya melalui media sosial bakal berujung ke sel tahanan.

Penulis: Fatkul Alamy
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Jhenerly dan Slamet Tak Menyangka Unggahannya di Medsos Berujung Tewasnya Dua Pendekar Silat
Tribun Jatim/Nur Ika Anisa
Dua orang provokator dan penggerak massa Bonek vs PSHT yang ditangkap polisi saat berada di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (6/10/2017). TRIBUNJATIM.COM/NUR IKA ANISA 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Jhenerly Simanjutak (38) dan Slamet Sunardi (20), dua oknum Bonek, suporter Persebaya Surabaya hanya tertunduk saat digiring tim Anti Bandit Polrestabes Surabaya, Jumat (6/10/2017).

Keduanya tidak menyangka perbuatannya mengajak, menghasut dan memprovokasi teman-temannya sesama Bonek untuk menyerang pendekar Perguruan Silat Setia Hati Teratai (PSHT) melalui media sosial (medsos) bakal berujung ke sel tahanan.

Jhenerly mengaku, dia mengunggah kalimat ujaran kebencian kepada pesilat PSHT melalui Facebook (FB) dan Twitter lantaran aksi spontanitas.

Tidak ada rencana sebelumnya mengunggah kalimat berupa hasutan dan ajakan kepada sesama Bonek guna menyerang pendekar dari perguruan silat tersebut.

Baca: Seorang Mahasiswa Mengaku Dipukul dan Ditembak Anggota Polisi

"Saat itu usai pertandingan Persebaya, ya spontan saja saya posting kalimat lewat medsos," akunya di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (6/10/2017).

Pengakuan Jhenerly disampaikan saat dia mengenakan baju tahanan warna merah dan mukanya ditutup.

Berita Rekomendasi

Dia menyebut, saat kejadian bentrok Bonek dengan anggota PSHT, Minggu (1/10/2017), dia memang ada di lokasi kejadian.

"Tapi saya tidak ikut melakukan pemukulan," kata Jhenerly sambil menunduk.

Tersangka lain, Slamet Sunardi juga membuat pengakuan senada. Dia mengunggah kalimat ujaran kebencian dan provokasi kepada pesilat PSHT melalui medsos.

Dia melakukan itu, karena mendapat informasi ada kelompok Bonek lainnya yang dipukuli.

Kasat rerskrimPolrestabes Surabaya, AKBP Leonard M Sinambela menunjukan barang bukti uanggahan kalimat ujaran kebencian yang dilakukan dua oknum Bonek, Jhenerly Simanjutak (38) dan Slamet Sunardi (20), Jumat (6/10/2017).
Kasat rerskrimPolrestabes Surabaya, AKBP Leonard M Sinambela menunjukan barang bukti uanggahan kalimat ujaran kebencian yang dilakukan dua oknum Bonek, Jhenerly Simanjutak (38) dan Slamet Sunardi (20), Jumat (6/10/2017). (Surya/Fatkul Alamy)

"Iya, saya mengunggah tulisan di FB, lebih baik tanya ke penyidik saja," kata Slamet.

Ia juga tidak mau menyebut tinggal di Surabaya wilayah mana.

Diberitakan sebelumnya, usai menyaksikan tim Persebaya bertanding di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT, Sabtu (30/9/2017) malam, massa Bonek saat pulang berpapasan dengan sekelompok anggota perguruan pencak silat PSHT di SPBU Jl Balongsari dan terjadilah bentrok.

Akibat kejadian itu, kakak beradik yang masih saudara kandung, yakni Eko Tristanto (23), warga Tlogo Rejo dan Anis (20), asal Desa Simorejo, Kabupaten Bojonegoro yang berboncengan motor jadi sasaran amuk massa bonek yang beringas.

Keduanya akhirnya tewas secara mengenaskan dengan kondisi luka di sekujur tubuh, Minggu (1/10/2017) dini hari. (Surya/Fatkhul Alamy)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas