Transportasi Online di Balikpapan Ditutup
Sopir-sopor angkutan kota (angkot) dan taksi argo berkumpul di jalan protokol depan Kantor Walikota Balikpapan.
Editor: Hendra Gunawan
Belum Ada Izin
Penutupan aplikasi transportasi daring di Balikpapan tidak bisa dilakukan. Pengelolaan transportasi online tidak secara parsial. Hal ini disampaikan Irfan Taufik, Kepala Bidang Informasi dan Informatika Diskominfo Kota Balikpapan.
Ia menjelaskan, kantor perwakilan perusahaan transportasi online di Balikpapan memang ada. Sejauh ini bisa dilakukan segel namun tidak bisa menjamin menutup aplikasi layanannya. "Semua terpusat. Kalau dipusat ditutup otomatis yang lainnya juga bisa mati," ungkapnya.
Beberapa bulan lalu, Dishub, Diskominfo bersama Satpol PP sudah menyegel kantor. Penutupan aplikasi bisa dilakukan oleh Kementerian Kominfo apabila ditemukan ada indikasi pornografi dan terorisme.
"Sekarang kita lihat apakah aplikasi transportasi online mengandung unsur porno dan terorisme? Kalau tidak ada susah kami yang disini berupaya menutup," ungkap Irfan.
Arif Fadhillah, Kabid Perizinan Usaha, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kota Balikpapan, mengungkapkan, selama ini perusahaan transportasi online hanya mengurus izin usaha perdagangan. Untuk izin beroperasinya kendaraan dan jasa pengiriman barang tidak dilakukan.
"Izin usaha perdagangan berpegang dari pusat Jakarta, di kantor cabang Balikpapan hanya tinggal menyodorkan saja," katanya.
Warga Terbantu
Yanti (30), warga Balikpapan mengungkapkan merasa terbantu kehidupannya dengan adanya kehadiran jasa transportasi berbasis online. Tawaran kemudahan tak bisa ditolak Iibu yang berprofesi sebagai karyawan swasta tersebut.
Tuntutan pekerjaan mengharuskan dirinya bekerja mulai pagi hingga sore hari. Waktu menjadi kian terbatas dengan aktivitasnya yang lain sebagai orang tua rau ibu rumah tangga.
"Setiap hari saya pakai. Terutama buat jemput anak sekolah. Secara saya kerja. Jadi tiap pulang sekolah anak saya dijemput Gojek," katanya, Rabu (11/10).
Belum lagi dengan harganya yang relatif terjangkau dari jasa angkutan konvensional. Membuat dirinya menjatuhkan pilihan menggunakan jasa online ketimbang angkutan konvensional. Apalagi keamanan anaknya yang duduk dibangku sekolah kelas 6 tersebut terjamin.
"Tinggal pesan dari smart phone dimana saja. Pilih lokasi jemput. Anak saya bisa diantar ke rumah ke Km 6 (Balikpapan Utara). Murah lagi, cuma 9 ribu, pakai gopay kena potong jadi Rp 5 ribu," tuturnya.
"Sampai sekarang aman‑aman aja. Daripada anak naik angkot atau semacamnya lebih aman naik gojek. Bahkan anak saya itu sudah pegang smartphone, kalau lapar dia bisa pesan makan sendiri," sambungnya.
Senada Yanto (29), warga Kariangau pun merasakan hal positif semenjak hadirnya jasa angkutan online. Terlebih mereka menghadirkan jasa layanan antar makanan. Letak rumah yang jauh dari keramaian kota, tak membatasi dirinya menyantap makanan pada saat malah hari bahkan dini hari.
"Saya pernah pesan makan tengah malam. Tetap di antara, padahal rumah saya itu di ujung, lho. Baru, murah lagi biaya antar cuma Rp 6 ribu. Padahal pesan makanan di daerah rapak," tutur bapak beranak 1 kepada Tribunkaltim.co. (ilo/m02/bie)