Peringatan 15 Tahun Tragedi Bom Bali: Wina dan Dinda Tak Mampu Mengingat Wajah Ayah Bundanya
Wina kehilangan ayahnya, (alm) I Ketut Sumerawat dan Dinda terpisah selamanya dengan sang ibu, alm Lilis Puspita. Kedua orangtua mereka menjadi korban
Editor: Dewi Agustina
Penulisan buku ini rencananya akan tetap berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya.
Pada tahun 2016 lalu mereka menerbitkan buku 'Janda-janda Korban Terorisme di Bali'.
Baca: Pimpinan Stream Ditangkap Polisi karena Langgar UU Pasar Modal Jepang
Perempuan yang juga korban ledakan bom di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta ini mengatakan tahun depan akan membuat buku dari sudut pandang anak-anak korban Bom Bali.
"Ini adalah upaya kami untuk mendokumentasikan peristiwa Bom Bali. Semoga pemerintah juga tidak lupa dengan kami sebagai korban. Meskipun lukanya yang dulu sudah kering, tapi luka batinnya masih ada," ujar Thiolina yang juga sekretaris Yayasan Isana Dewata.
Tragedi Bom Bali juga mengundang simpati warga dunia.
Sejak Kamis pagi, Monumen Ground Zero Kuta ramai didatangi wisatawan mancanegara maupun domestik.
Mereka membawa karangan bunga, juga memanjatkan doa.
Bobby Bajwa, wisatawan asal Perth, Australia, meskipun tidak memiliki kerabat yang menjadi korban, namun ia merasa turut terpukul dengan kejadian itu.
"Banyak warga Australia yang jadi korban saat itu. Tetapi, saya yakin semua orang mengutuk ulah para teroris," ujar Bobby.
Hal serupa disampaikan Dicky Candra, warga Jakarta yang tengah berlibur di Bali.
"Saya berdoa agar kejadian ini tidak terulang," ujar Dicky bersama istri dan anaknya.
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan peristiwa Bom Bali melukai rasa kemanusiaan.
Tidak hanya bagi para korban, melainkan juga duka bagi seluruh dunianya kemanusiaan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.