Anas Resmi Cawagub Jatim, Bagaimana dengan Banyuwangi
Saat ini Anas tengah menjalani periode kedua sebagai Bupati Banyuwangi, bersama Wakil Bupati, Yusuf Widiyatmoko.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI -- Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas akhirnya resmi menjadi calon Wakil Gubernur Jawa Timur, dari PDI Perjuangan mendampingi Syaifullah Yusuf (Gus Ipul), Minggu (15/10/2017).
Saat ini Anas tengah menjalani periode kedua sebagai Bupati Banyuwangi, bersama Wakil Bupati, Yusuf Widiyatmoko. Masih ada dua tahun lebih sebelum mengakhiri jabatannya.
Peran Anas di Banyuwangi begitu besar sehingga menjadikan, Banyuwangi menjadi perhatian nasional. Prestasi di berbagai bidang berhasil diraih Anas. Tidak hanya tingkat nasional, namun juga internasional.
Seperti juara dunia pengelolaan pariwisata United Nations World Tourism Organization (UNWTO) Awards, satu-satunya kabupaten di Indonesia dengan SAKIP nilai A, manajemen inflasi terbaik di Indonesia, dan banyak prestasi lainnya.
Prestasi-prestasi itu membuat berbagai pemerintah daerah di tanah air datang ke Banyuwangi, untuk belajar pengelolaan pemerintahan.
Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widiyatmoko mengatakan, apabila Anas menjadi wakil gubernur, Banyuwangi harus terus berpestasi.
"Apabila Pak Anas ditadirkan menjadi wakil gubernur, dan semoga demikian, Banyuwangi harus tetap seperti ini bahkan harus lebih. Karena di Banyuwangi, sistem yang dibangun," kata Yusuf.
Yusuf mengatakan, saat ini semua jajaran Satuan Kepala Pengelolaan Daerah (SKPD) berjalan kompak. Anas dan Yusuf telah menghilangkan ego sektoral antar SKPD.
"Saat ini jajaran birokrasi sudah tahu harus bagaimana. Karena di Banyuwangi sistemnya sudah berjalan," kata Yusuf.
Mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Banyuwangi itu, juga mengaku siap menggantikan posisi bupati, apabila Anas menang di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2018 mendatang.
"Apabila Pak Anas ditakdirkan menjadi Wakil Gubernur Jatim, mau tidak mau saya harus siap, karena itu adalah aturan," kata Yusuf.
Bupati Anas mengatakan, Banyuwangi dibangun berdasarkan superteam, bukan superman. Sehingga dengan demikian, semua tahu apa yang harus dikerjakan.
"Birokrasi itu adalah kunci dari program pembangunan. Tidak bisa hanya mengandalkan satu orang. Banyuwangi tidak butuh superman, tapi Banyuwangi butuh superteam," kata Anas.
Bupati berusia 44 tahun tersebut mengatakan, dalam melakukan inovasi di Banyuwangi, selalu membiasakan kerja keroyokan. Jajaran di SKPD dilibatkan untuk berbuat sesuatu.
Seperti saat membuat Mal Pelayanan Publik, seluruh SKPD bekerja untuk mempersiapkan. Selain itu saat International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI), seluruh SKPD bahkan camat dan kepala desa juga dilibatkan. Bahkan sekelas ITdBI, Pemkab Banyuwangi tidak membutuhkan event organiser (EO), tapi dikerjakan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Demikian juga di berbagai inovasi yang dilakukan, Anas selalu membiasakan kerja keroyokan. Bahkan seringkali Anas tidak hanya melibatkan kepala dinas, namun jajaran kepala seksi dan kepala bidang juga dilibatkan. Sehingga level staf juga memahami program apa yang harus dikerjakan.
"Inovasi itu harus dilembagakan. Ini agar siapa saja yang menjadi kepala daerahnya nanti, inovasi itu bisa terus berjalan," kata Anas.
Apalagi menurut Anas, sistem di Banyuwangi telah diperkuat dengan partisipasi masyarakat. Saat ini masyarakat Banyuwangi telah percaya diri untuk berbuat sesuatu demi daerahnya. (haorrahman)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.