Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta-fakta Siswi Cantik Melahirkan di Toilet Puskesmas

RS, Kepala Sekolah tempat siswi yang melahirkan di toilet Puskesmas bersekolah mengaku belum mengetahui persis tentang kejadian tersebut.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Fakta-fakta Siswi Cantik Melahirkan di Toilet Puskesmas
Tribun Pontianak
Bayi yang lahir di toilet saat digendong oleh petugas puskesmas. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak Marlen Sitinjak

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Seorang wanita cantik yang diduga siswi SMA Negeri di Kapuas Hulu, melahirkan dalam toilet Puskesmas Putussibau Selatan, Rabu (18/10/2017).

Informasi yang diperoleh di lapangan, siswi tersebut awalnya berada di sekokah.

Tiba-tiba dirinya mengaku sakit, sehingga dibawa rekan-rekannya ke Puskesmas terdekat.

Sampai ke Puskesmas, siswi bersangkutan melahirkan di toilet.

Informasinya bayi yang dilahirkan dalam kondisi selamat dan begitu juga sang ibu.

Berikut ini sejumlah fakta terkait siswi melahirkan di toilet Puskesmas Putussibau Selatan:

Berita Rekomendasi

1. Kepala Sekolah Tak Mengetahui

RS, Kepala Sekolah tempat siswi yang melahirkan di toilet Puskesmas bersekolah mengaku belum mengetahui persis tentang kejadian tersebut.

"Namun yang jelas kejadian ini baru pertama kali di sekolah kami, selama saya menjabat sebagai kepala sekolah," ujarnya saat dihubungi via telepon, Rabu (18/10/2017) pukul 13.28 WIB.

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah bidang kemahasiswaan, RL membenarkan siswi yang melahirka itu merupakan pelajar kelas XI.

"Saya tak tahu nama siswi tersebut," ucapnya.

Ia menyatakan, kalau dirinya kaget ada kabar seperti ini, tadi sudah ada guru wali kelasnya yang mengusul ke Puskesmas Putussibau Selatan, untuk melihat kondisi siswi tersebut.

"Lebih jelas tanya langsung ke kepala sekolah," katanya.

2. Akibat Kenakalan Remaja

Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kapuas Hulu Petrus Kusnadi mengatakan, kalau dirinya sangat menyayangkan kejadian ini.

"Ini merupakan korban kenakalan remaja, jadi bukan semata-mata tanggung jawab pihak sekolah. Namun juga peran dari orangtua dan lingkungan masyarakat itu sendiri," ujarnya, Rabu (18/10/2017).

Atas persoalan tersebut, Petrus Kusnadi mengatakan, semua pihak harus sama-sama mengatasi kenakalan remaja.

Bukan hanya pihak sekolah, tapi semua pihak baik sekolah, orangtua, dan masyarakat.

"Namun atas kejadian ini harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak, supaya kedepannya kejadian tersebut tak terulang lagi. Mari kita sama-sama mengawasi dan memantau pergaulan generasi muda di Kapuas Hulu," katan Kadis.

3. Kesaksian Pasien Lain

Menurut kesaksian beberapa pasien yang berobat, memang melihat seseorang berseragam sekolah datang ke Puskesmas dan melahirkan bayi di toilet.

Hingga pukul 13.00 WIB, ibu dan bayinya masih dirawat.

Seorang warga yang kebetulan berada di Puskesmas Putussibau Selatan, Lamun membenarkan telah melihat langsung kejadian siswi SMAN yang melahirkan di Toilet.

"Kami kaget atas kejadian itu, karena melahirkan bayi saat dalam toilet sekitar pukul 12.00. Siswi tersebut memakai pakaian segaram sekolah diantarkan teman-temannya," kata Lamun, di Puskesmas Putussibau Selatan, Rabu (18/10/2017).

Selain itu, ada beberapa guru SMAN tersebut datang ke Puskesmas, untuk melihat kondisi yang bersangkutan dan bayi tersebut.

"Mereka sendiri (guru) bilang kalau siswi yang melahirkan itu adalah satu di antara siswa SMAN itu," ucapnya.

Menurutnya, bayi yang dilahirkan berjenis kelamin perempuan, beratnya sekitar 2 kilogram lebih.
"Kalau saya lihat, bayi dan ibunya dalam kondisi sehat," ungkapnya.

4. Masuk Sekolah Non-formal

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalbar, Alexius Akim mengaku sangat prihatin adanya dugaan seorang siswi SMAN, yang melahirkan di toilet Puskesmas Putussibau Selatan.

"Nanti kita akan panggil langsung pihak sekolah tersebut. Karena tak boleh dibiarkan masalah ini, sebab itu tugas kami yang membina pihak pendidikan. Terpenting adalah bagaimana kita selamatkan dulu siswi yang bersangkutan dan bayinya tersebut," kata Akim, Rabu (18/10/2017).

Alexius Akim menuturkan, kalau memang yang bersangkutan masih mau sekolah tak bisa lagi sekolah formal, tapi di sekolah non-formal.

Karena bagaimanapun hak pendidikan setiap seorang, dan tak boleh dihilangkan.

"Kita minta seluruh pihak pendidikan, supaya melakukan perbaikan manajemen pendidikan. Terkait masalah aturan, tata tertibdan sebagainya," ucapnya.

Menurutnya, kalau lemah manajemen pendidikan, aturan, dan tata terti di sekolah sehingga mudah terjadi hal tersebut. Maka harus diperkuat kembali manajemen pendidikan tersebut.

"Pendidikan itu harus dikontrol, tidak semata-mata mengandalkan pihak guru, tapi termasuk orangtua, dan masyarakat itu sendiri. Serta pendidikan karakter masih sangat lemah karena itu bagian dari karakter siswa," kata Alexius Akim. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas