Hasil Survei Ungkap Tokoh yang Berpeluang Gantikan Pakde Karwo Jabat Gubernur Jatim
Terdapat empat tokoh Jawa Timur yang siap bersaing menggantikan posisi Soekarwo atau Pak De Karwo sebagai Gubernur.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Jawa Timur akan segera mengikuti gelaran pemilihan gubernur.
Terdapat empat tokoh Jawa Timur yang siap bersaing menggantikan posisi Soekarwo atau Pak De Karwo sebagai Gubernur.
Indonesia Network Election Survei (INES) melakukan penelitian untuk melihat antusias masyarakat serta seberapa populer empat tokoh yang bakal maju Pilgub Jatim.
Dimana hasilnya, masyarakat Jawa Timur mengatakan, bahwa Syaifullah Yusuf hanya dianggap memiliki tingkat kapabilitas 70,5% responden.
Kemudian sosok Khofifah Indar parawansa 74,7% persen dan kemudian Tri Rismaharini 74,9%
Kemudian La Nyalla Mahmud Mattalitti memiliki kapabilitas yang tertinggi untuk memimpin Jawa yakni 78,4% respoden.
Baca: Ketika Niat Khofifah Maju Pilkada Jatim Disinggung Menteri di Jumpa Pers 3 Tahun Jokowi-JK
Sementara dari tingkat leadership ke empat tokoh diatas, yang paling dianggap menginspirasi atau memberikan teladan.
Maka tokoh yang dianggap memiliki leadership yakni La Nyalla mendapat suara terbanyak yakni 73,7 persen,
Disusul Tri Rismaharini 72,4%.
Sedangkan Syaifullah Yusuf dinilai memiliki leadership oleh 67,2% responden dan Khofifah Indar Parawansa 71,8 % responden.
Untuk tingkat akseptabilitas tokoh yang dinilai masyarakat Jawa Timur, Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf paling terendah yaitu 63,2% lalu Walikota Surabaya Tri Rismaharini 71,8%, sedangkan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa 70,7%.
Kemudian, La Nyalla dengan perolehan 74,3%.
Baca: Pekan Ini PPP Putuskan Calon Gubernur Jatim, Sinyal untuk Khofifah?
Untuk diketahui, akseptabilitas untuk mengetahui seorang pemimpin dapat diterima oleh dan bisa bekerja sama dalam hal yang positif dengan berbagai kelangan, kelompok, golongan, partai atau suku manapun.
"Seorang pemimpin dikatakan tidak xenopobis jika dia tidak merasa takut, khawatir, curiga terhadap kedatangan dan keberadaan orang, suku, maupun bangsa lain di daerahnya, sepanjang mereka memiliki komitmen terhadap kemajuan dan pembangunan daerah yang mereka datangi ataupum mereka tempati. Disinilah sosok La Nyalla dianggap paling mampu oleh masyarakat Jawa Timur," ujar Direktur Eksekutif INES, Widodo Tri Sektianto dalam keterangan tertulis, Senin (23/10/2017).
Maka diharapkan sosok tersebut bisa melakukan perubahan yang bisa bermanfaat bagi peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.
"Dan meningkatkan indeks pembangunan manusia di Jawa Timur yang dalam Lima Tahun selalu dibawah 70%. Maka tokoh yang dianggap punya kompentensi untuk hal tersebut bisa dilihat dimana La Nyalla Mataliti dinilai oleh 89,4% masyarakat Jawa Timur memiliki kompentensi untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan Indeks Pembangunan Manusia Jawa Timur," ujarnya.
Sementara Tri Rismaharini lanjutnya, dinilai 79,3% responden, Khofifah Indar Parawansa 73,8 %, dan Syaifullah Yusuf paling rendah tingkat kompentensi nya yaitu 60,4%.
Baca: Gerindra Jabar Tetap Cabut Dukungan Deddy Mizwar-Syaikhu
Dalam pertanyaan semi terbuka ketika responden ditanyakan tokoh mana yang akan dipilih sebagai Gubernur Jawa Timur jika ada pemilihan Gubernur saat ini, maka responden menjawab nama La Nyalla, yang dipilih sebanyak 13,2 %, lalu Tri Rismaharini 11,4%, kemudian Khofifah 10,7% dan Syaiffulah Yusuf 8,6% dan menyebut tokoh lainnya yakni 29,3 persen, dan ragu-ragu 26,8 %.
"Ini artinya baru 43,9 persen masyarakat Jawa Timur yang sudah punya pilihan terhadap ke empat tokoh tersebut. Dan sisanya sebanyak 56,1 persen belum punya pilihan terhadap Ke empat tokoh tersebut jika Maju sebagai Cagub Jawa Timur," katanya
Ketika pertanyaan mengunakan kuisioner, dari empat nama tokoh, siapakah yang akan dipilih menjadi Gubernur Jawa Timur.
Maka hasil tabulasi data jawaban responden pada kuisioner didapati bahwa 21,3 % menjawab untuk memilih La Nyalla, 19,1% memilih Tri Rismaharini.
Lalu, 16,3 % memilih Khofifah Indar Parawansa.
Sedangkan yang memilih Syaifullah Yusuf 10,8 % dan selebih nya 32,5 % belum menentukan pilihanya.
"Ini artinya ada perubahan pilihan kepada tokoh dari pertanyaan spontan ke tertutup pada kuisioner yang diajukan pada responden, dimana dari 56,1 belum punya pilihan dalam pertanyaan terbuka dan sekarang 67,5 persen sudah punya pilihan," katanya.
Jika hanya tiga calon yakni Syaifullah Yusuf, La Nyalla dan Khofifah maka persaingan sengit hanya terjadi pada La Nyalla dan Khofifah.
Sedangkan Syaifullah dianggap tidak akan banyak memperoleh kenaikan tingkat elektabilitas.
"Hal ini disebabkan suara Grassroot Kader PDIP yang memilih Tri Rismaharini akan menyebrang Ke Khofifah dan La Nyalla, karena kecil kemungkinan mendukung Syaifullah Yusuf," tukasnya.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Provinsi Jawa Timur yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau memiliki Hak pilih saat pilkada 2018 nanti.
"Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 2.178 orang, dengan mengunakan metode multistage random sampling, dan memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sebesar ±2,1% pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh Distrik yang terdistribusi secara proporsional. Survei ini dilakukan mulai 6-16 Oktober 2017," pungkasnya.