Ratusan Mahasiswa akan Hadiri Deklarasi Garda NKRI OKU
Acara tersebut akan dihadiri ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Sumatera Selatan dan sekitarnya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SUMSEL- Garda NKRI Provinsi Sumatera Selatan akan menggelar deklarasi dan diskusi Publik Garda NKRI yang diselenggarakan di Aula Pusat Informasi Haji pada 28 Oktober 2017.
Acara tersebut akan dihadiri ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Sumatera Selatan dan sekitarnya.
Koordinator Wilayah Ema Ratna Sari mengatakan, bahwa Garda NKRI merupakan organisasasi kepemudaan yang baru dibentuk dan dideklarasikan pada 30 Juli 2017 di Cipayung, Bogor, Jabar.
"Organisasi ini merupakan kesatuan dari mahasiswa dan pemuda yang beraneka ragam ras, suku, serta agama," ujar Ema, Selasa (24/10/2017).
Garda NKRI itu sendiri menurut Ema adalah sekumpulan mahasiswa dan pemuda yang bermacam-macam latar belakang serta merupakan perwakilan setiap pemuda dan mahasiswa tiap daerah.
"Pelaksanaan deklarasi ini mengusung tema “Bangkitkan Semangat Nasionalisme Untuk Menjaga Keberagaman dan Kebangsaan’ pelaksanaan deklarasi dan diskusi publik itu sendiri bertepatan dengan momentum sumpah pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2017.
Dia melanjutkan, kegiatan ini banyak mendapat dukungan dari berbagai intansi baik pemerintah maupun swasta.
Adapun narasumber yang akan hadir dalam deklarasi dan diskusi publik tersebut yaitu Mayjen TNI Anto Mukti Putranto selaku Pangdam II Sriwijaya, Irjen Pol Zulkarnain selaku Kapolda Sumatera Selatan, dan Kepala BIN Sumatera Selatan Brigjen TNI Edmil Nurjamil.
Lebih lanjut Ema menuturkan, kegiatan ini akan menghadirkan ratusan mahasiswa dari berbagai daerah di Sumatera Selatan yang akan diberangkatkan pada tanggal 27 Oktober 2017.
Tujuan dari kegiatan tersebut ialah untuk mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila sebagai ideologi negara, dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai dasar negara. Selain itu untuk
memperkuat implementasi semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
“Kami berharap para peserta bisa menjadi penggerak di daerahnya masing-masing untuk melawan radikalisme dan kelompok anti Pancasila. Jangan sampai mahasiswa ada kegiatan kosong diisi oleh mereka-mereka (paham radikal) itu. Kita harus isi dengan nilai-nilai kebangsaan,” tutupnya.