Mengenang Mbah Maridjan Sang Juru Kunci Gunung Merapi yang Setia hingga Ajal Menjemputnya
Meskipun sudah cukup lama, tetapi jejak-jejak letusan itu masih dapat ditelusuri di Kinahrejo, yang merupakan tempat tinggal Mbah Maridjan.
Editor: Dewi Agustina
2. Meninggal dalam Keadaan Sujud
Saat hendak dijemput pada Selasa (26/10/2017) sore, awan panas justru buru-buru menerjang rumah Mbah Maridjan.
Akibatnya, ia dan dua orang yang ingin menjemput tewas terkena awan panas.
Keesokan harinya saat dilakukan penyisiran, seorang anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, menemukan sesosok mayat yang sedang sujud di kamar mandi rumah Mbah Maridjan.
Awalnya jenazah itu sulit dikenali karena kondisinya yang mengenaskan.
Namun setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata benar ia adalah Mbah Maridjan.
3. Ini Sebutan Mbah Maridjan untuk Merapi Yang Meletus
Mbah Maridjan tak mau menggunakan istilah 'Merapi meletus' untuk gunung yang dijaganya itu.
Ia lebih memilih menggunakan kalimat 'eyang membangun kraton'.
Baca: PKB Sebut Cak Imin Layak Dampingi Jokowi
Bila 'eyang' sedang punya hajat, maka warga di sekitar Merapi diminta untuk sabar dan tawakal.
4. Rumah Mbah Maridjan Dilindungi Geger Boyo
Rumah Mbah Maridjan berada di balik tebing yang disebut Geger Boyo (punggung buaya).
Bila dilihat dari kejauhan, tebing itu mirip punggung buaya yang sedang mengarah ke atas.
Oleh warga sekitar, tebing itu diyakini melindungi rumah Mbah Maridjan dari semburan awan panas.