Warga Cililin yang Jadi Korban Pabrik Petasan 13 Orang, 6 di Antaranya Meninggal
Sebanyak 6 warga Cililin yang menjadi korban ledakan pabrik petasan di Tangerang, Kamis (26/10/2017) dipastikan meninggal dunia.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin
TRIBUNNEWS.COM, CILILIN - Sebanyak 6 warga Cililin yang menjadi korban ledakan pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya Sukses di Tangerang, Kamis (26/10/2017) dipastikan meninggal dunia.
Sementara tiga korban luka masih dirawat di Jakarta, dan empat korban luka lainnya sudah diizinkan pulang ke kampung halaman.
Kapolsek Cililin, AKP Sutarman mengungkapkan kedua belas orang korban tersebut merupakan warga Kampung Cisitu RT 01 dan 02/09, Desa Batulayang serta satu orang korban lainnya merupakan warga Kampung Kaum, Desa Cililin, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat yang bekerja di perusahaan petasan di Kosambi, Kabupaten Tangerang.
Baca: Berawal dari Cinta Segitiga, Nyawa Andi Berakhir di Sumur Tua
"Jumlah warga Cililin yang menjadi korban ledakan berjumlah 13 orang. Yang meninggal ada 6 orang, korban luka dan masih dirawat ada 3 orang dan 4 orang lainnya sudah diizinkan pulang," ujar Sutarman di Mapolsek Cililin, Jumat (27/10/2017).
Keenam orang korban meninggal di antaranya Naya Sunarya (28), Ade Rostika (20), Oleh (25), Gunawan (17), Ega (24) warga Desa Cisitu dan Iyus Hermawan, warga Desa Mukapayung Cililin.
Sutarman menuturkan, dari 4 orang korban luka yang sudah diizinkan pulang, dua di antaranya masih berada di Jakarta menunggui keluarganya dan dua orang lainnya sudah kembali pulang ke Kampung halamannya di Cisitu, Cillin yakni Darwin P Suherman (21) dan Zaenudin (23).
Sementara korban luka yang masih dirawat dan berada di Jakarta di antaranya Maulana (17), Mulyana (24), Firman (18), Wawan (17), dan Agus Taryana (21).
Baca: Erik Selamat Setelah Sempat Dorong-dorongan Melewati Pintu Gerbang Pabrik
Sutarman menambahkan, hingga sore kemarin DVI (Disaster Victim Investigation) Polda Jawa Barat membuka posko ante mortem Biddokkes Polda Jawa Barat untuk menampung, mendeteksi sekaligus mengidentifikasi data dari keluarga korban yang berada di wilayah Cililin.
Tadi sudah ada beberapa keluarga yang dimintai keterangan dan dimintai datanya," katanya.
Selain itu pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak RSUD Cililin maupun Puskesmas Cililin untuk mengetahui apakah korban yang meninggal ini pernah berobat atau terdapat riwayat Kesehatan baik di rumah sakit maupun di Puskesmas.
"Hal itu dilakukan dan dikumpulkan sebagai bahan identifikasi dari pihak DVI Polda," ujarnya.
Dia mengatakan sejak Kamis (27/10/2017) malam sejumlah keluarga korban dan kepala desa berangkat ke Rumah Sakit Kramat Jati Jakarta untuk mencocokkan identifikasi antara keluarga korban yang sedarah dan korban meninggal.