Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dusun Grendel Dulu Menjadi Desa Tertinggal, Sekarang Maju Menjadi Dusun Wisata

Dusun Grendel, Desa Punong, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang semula adalah sebuah daerah yang tertinggal.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Dusun Grendel Dulu Menjadi Desa Tertinggal, Sekarang Maju Menjadi Dusun Wisata
TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri
Wisatawan tengah melintas di rumah kurcaci yang ada di Bukit Grendel, Dusun Grendel, Desa Punong, Kecamatan Pakis, Kabupaten Gunungkidul, Kamis (2/11/2017). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Dusun Grendel, Desa Punong, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang semula adalah sebuah daerah yang tertinggal.

Banyak warga kurang mampu yang tinggal dengan keadaan ekonomi yang kurang.

Namun kini citra itu semakin berubah seiring berkembangnya pariwisata di sini,  satu di antaranya adalah Bukit Grendel.

Tempat wisata hits di Kabupaten Magelang ini banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Keadaan ekonomi masyarakat pun semakin membaik.

Ketua Pegiat Wisata Bukit Grendel, Nur Rohim, menceritakan, dua tahun yang lalu tempat wisata Grendel ini masih berupa hutan pinus yang tak termanfaatkan.

Berita Rekomendasi

Warga setempat masih mengandalkan hasil dari perkebunan yang banyak terdapat di Dusun Grendel.

Sebagian besar warga masih berprofesi sebagai petani dan memiliki pendapatan yang kurang.

Daerah Grendel pun masih tertinggal dibandingkan daerah lain.

Infrastruktur jalan belum terbangun dengan baik. Akses menuju Grendel pun masih sangat sulit.

"Desa kami sangat tertinggal dibandingkan wilayah lain, warga hanya mengandalkan hasil pertanian yang tidak seberapa," ujar Nur Rohim, Kamis (2/11/2017).

Warga setempat pun berinisiatif untuk membuka tempat wisata alam yang dapat menarik masyarakat untuk berkunjung.

Satu di antara rencananya adalah jalur pendakian Gunung Merbabu.

Namun pada perjalanannya, tidak mendapat persetujuan dari Balai Taman Nasional Gunung Merbabu.

Akhirnya, pihak BTNGMb merekomendasikan kepada warga melalui untuk menggagas tempat wisata alam berbasis masyarakat.

Bukit Grendel pun dibangun di atas lahan hutan milik Balai Taman Nasional Gunung Merbabu dengan masyarakat sebagai pihak pengelola.

Bukit Grendel pun mulai dibuka setahun yang lalu pada tahun 2016.

Warga membangun jalan dan fasilitas yang ada di tempat wisata secara mandiri, termasuk wahana-wahana selfie yang kini populer di kalangan wisatawan.

"Populernya sekitar tahun baru 2017 lalu, banyak wisatawan yang mulai tertarik berkunjung ke sini untuk sekedar berjalan-jalan menikmati pemandangan dan berswafoto," ujar Nur.

Nur mengatakan, animo masyarakat cukup tinggi untuk dapat berkunjung ke Bukit Grendel.

Terbukti dari jumlah kunjungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Per hari Bukit grendel kedatangan wisatawan hingga 100 orang, bahkan pada hari libur bisa mencapai 1.000 orang.

"Kalau weekend itu banyak sekali wisatawan yang berkunjung ke sini, bisa membludak, dari tiket masuk kami hitung bisa mencapai 1.000 orang," ujarnya.

Masyarakat pun kemudian semakin fokus kepada pengembangan wisata di sana.

Mereka yang semula hanya menjadi petani saja, kini juga bekerja di taman wisata alam Bukit Grendel, dan dapat menambah pendapatan mereka.

Warga setempat pun terus melakukan pengembangan tempat wisata alam tersebut.

Terlebih saat keberadaannya telah diresmikan oleh Balai Taman Nasional Gunung Merbabu dan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

"Keadaan ekonomi semakin membaik, masyarakat berhimpun dan berkerja sama mengembangkan Bukit Grendeng," ujarnya.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas