Ternyata Ini Akar Masalah Maraknya Begal di Mana-mana
Bicara tentang begal, perampokan dan penjambretan tentu sudah tidak asing bagi masyarakat.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Bicara tentang begal, perampokan dan penjambretan tentu sudah tidak asing bagi masyarakat. Saban hari, pasti ada saja kejadian serupa yang menimpa masyarakat dimana pun berada.
Dari sisi kepolisian, tingginya angka kejahatan ini tak terlepas dari maraknya peredaran narkoba. Namun, ada pandangan lain yang ternyata menjadi akar masalah munculnya berbagai tindak kejahatan.
Menurut Pengamat Sosial yang juga Dosen FISIP USU, Yurial Arief Lubis, tingginya angka kriminalitas ini tak terlepas dari masalah kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi angka kemiskinan, maka semakin tinggi pula angka kejahatan itu.
Kata Yurial, tingginya angka kemiskinan membuat siapa saja melakukan tindak pidana demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Persoalan ini lah yang sejatinya harus ditangani dan menjadi fokus bagi pemerintah.
"Tanggungjawab kriminalitas ini juga merupakan tanggungjawab pemerintah. Kenapa saya katakan demikian, karena memang akar masalah kejahatan itu karena tingginya kemiskinan," ungkap Yurial dalam Diskusi Publik Medan Rawan Kriminalitas, Kamis (9/11/2017).
Berdasarkan update data Badan Pusat Statistik (BPS) terakhir tahun 2015, angka kemiskinan di Sumatera Utara meningkat tajam. Tahun 2014, kata Yurial, angka kemiskinan itu 318.398.
Sementara di tahun 2015, kata Yurial, angka kemiskinan menjadi 347.953. Begitu juga dengan angka kemiskinan di Kota Medan. Di tahun 2014, angkanya mencapai 401.417. Dan di tahun 2015, angka kemiskinan kembali melonjak menjadi 420.208.
"Sekarang ini kita lihat pemerintah fokus dalam membangun infrastruktur. Sementara masalah kemiskinan dikesampingkan. Kalaupun infrastukturnya bagus, lampu jalan cantik, tapi kalau kemiskinan tinggi, bisa saja kan dicuri pelaku kejahatan," ungkap Yurial.
Ia mengatakan, sekarang ini pemerintah justru menjadikan polisi sebagai tameng. Harusnya, pemerintah bergerak cepat mencari solusi bagaimana mengentaskan kemiskinan masyarakat.
"Kalau di Sumut ini dibilang paten, apa yang paten. Sementara angka kemiskinan semakin tinggi," ungkap Yurial. Tingginya angka kriminalitas ini membuat uang negara habis.
"Bayangkan saja, untuk mengurusi satu masalah misalnya, kita bilanglah masalah narkoba, negara harus membuang banyak anggaran. Yang menangani narkoba polisi, BNN. Sudah berapa anggaran yang habis," ungkap Yurial.
Yang harus dibenahi sebenarnya adalah pendidikan dan kemiskinan itu tadi. Jika masyarakat hidup sejahtera, otomatis tindak kejahatan juga akan menurun, karena masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sementara itu, memandang kriminalitas, Kanit Tibbinmas Satuan Binmas Polrestabes Medan, AKP Torang Niari Sinaga mengatakan, munculnya tindak kejahatan tak terlepas dari masalah narkoba. Kendati demikian, polisi terus melakukan upaya untuk menekan tindak kejahatan jalanan dan narkoba.
"Kami tetap melakukan upaya Preemtif, Preventif dan Represif. Kami juga turun ke lapangan melakukan sosialisasi dan bimbingan penyuluhan," ungkap Niari.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.