Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibu Hamil di Cianjur Diwajibkan Tanam Pohon Pisang

Contohnya, Puskesmas Naringgul di Kabupaten Cianjur mengharuskan ibu hamil untuk menanam dua puluh pohon pisang.

Editor: Ravianto
zoom-in Ibu Hamil di Cianjur Diwajibkan Tanam Pohon Pisang
NOVA
ILUSTRASI 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG  - Cara yang dilakukan setiap puskesmas di Jawa Barat untuk membangun kesehatan masyarakat yang lebih baik ternyata sangat beragam dan unik.

Contohnya, Puskesmas Naringgul di Kabupaten Cianjur mengharuskan ibu hamil untuk menanam dua puluh pohon pisang.

Kepala Puskesmas Naringgul, Ijuh Sugandi, mengatakan kewajiban menanam pohon pisang ini ternyata secara tidak langsung dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi, bahkan mengatasi masalah gizi buruk terhadap bayi.

"Nanti pohon pisang tersebut berbuah saat sang ibu melahirkan. Setiap kali panen, pisangnya dijual dan hasilnya untuk biaya hidup seusai persalinan. Hasil penjualan pisang itu juga, bisa untuk membeli makanan bergizi untuk ibu tersebut sehingga bayi yang meminum ASI-nya tumbuh sehat. Juga untuk membeli kebutuhan bayi atau makanan tambahan," kata Ijuh saat ditemui seusai meraih penghargaan dari Gubernur atas prestasinya di bidang kesehatan tersebut.


Menurut Ijuh, puluhan ibu hamil di Naringgul sudah melakukan program menanam pohon pisang tersebut sejak awal tahun.

BERITA REKOMENDASI

Sejak dua tahun lalu pun akhirnya tidak ada kasus kematian ibu dan bayi di Naringgul.

Kreativitas puskesmas tersebut, katanya, terinspirasi dari kearifan lokal dan gerakan kepala desa di wilayahnya yang mengentaskan kemiskinan hanya dengan menanam pohon pisang.

"Kalau kebutuhan persalinan sudah dibiayai BPJS Kesehatan. Tapi dengan menanam pohon pisang ini, ibu yang baru melahirkan jadinya punya uang tambahan untuk biaya setelah persalinan dan membeli makanan bergizi untuk keluarganya," katanya.

Ijuh mengatakan selama ini permasalahan kesehatan erat kaitannya dengan kondisi ekonomi warganya.

Karenanya, jika perekonomian warga terbantu dengan dua puluh pohon pisang tersebut, maka taraf kesehatan warga pun meningkat karena mereka berpeluang membeli makanan lebih bergizi dan hidup lebih bersih dan sehat.



"Kalau ibunya sehat, anaknya sehat, bahkan keluarganya sehat, karena menanam pohon pisang ini, mereka jadi dapat melakukan kegiatan ekonomi dengan baik, anak-anaknya bisa sekolah dengan baik tanpa kurang gizi. Itulah modal utama membangun SDM cara kami," katanya.

Berbeda dengan Puskesmas Naringgul yang menekan angka kematian ibu dan bayi serta gizi buruk dengan pohon pisang, Puskesmas Cibatu di Kabupaten Garut berhasil mengatasi masalah kesehatan jiwa masyarakatnya sekaligus menangani masalah pengangguran mantan pasien penyakit jiwa dengan cara menjalin kekompakan dengan unsur pemerintah sekaligus menggerakkan partisipasi masyarakat.

Kepala Puskesmas Cibatu, Leli Yuliani, mengatakan di daerahnya cukup banyak warga yang mengalami gangguan jiwa.

Untuk mengatasinya, Puskesmas Cibatu menjalin kerja sama intensif dengan Universitas Padjadjaran dan RSHS untuk menangani dan menyembuhkan warga yang mengalami gangguan jiwa tersebut.

"Awalnya kami bersama Dinkes Kabupaten Garut dan RSHS terus intens mengatasi masalah gangguan jiwa pada warga. Kemudian masyarakat ikut menjadi pendamping tetangganya untuk bisa sembuh," katanya.

Setelah ditangani intensif, katanya, pihaknya pun menjalin koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut, untuk memberdayakan mantan-mantan pasien penyakit jiwa.

Akhirnya, mereka pun mendapat pekerjaan dan keahlian di bidang pertukangan untuk mendapat penghasilan sehari-hari.


"Kami terus pantau, kami terus upayakan kesembuhan mereka. Setelah sembuh, diberdayakan lagi supaya memiliki mata pencaharian. Semua ini berkat dukungan berbagai pihak, termasuk masyarakat yang aktif membantu. Supaya warga yang sudah sembuh jadi bisa berkarya lagi," katanya.

Leli mengatakan pihaknya pun sadar bahwa kesehatan menjadi modal utama bagi warga untuk mengenyam pendidikan.

Karenanya, Puskesmas Cibatu mencetak kader-kader muda dari kalangan pelajar, di antaranya para siswi menjadi duta anemia di sekolahmya masing-masing.

Mereka bertugas meninjau kesehatan teman-temannya, terutama para siswi yang rentan terkena anemia. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas