Geger Tetangganya Ada yang Meninggal Karena Virus Tikus, Warga Ramai-ramai Pasang Perangkap Tikus
Warga Kampung RT 10 RW 3 Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung saat ini masih resah terkait penularan virus Leptospirosis.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Warga Kampung RT 10 RW 3 Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung saat ini masih resah terkait penularan virus Leptospirosis.
Hari ini, setidaknya ada 30 perangkap tikus yang disebar di penjuru dan rumah-rumah kampung sebagai antisipasi penularan virus.
Perangkap itu dipasang guna mengurangi populasi tikus di kampung mereka dan juga untuk kepentingan pengambilan sampel dari Dinas Kesehatan.
Ketua RT 10, Sigit, mengatakan sebanyak 30 perangkap tikus itu sudah dipasangi sejak malam.
"Ini dilanjut lagi, karena ada beberapa warga yang rumahnya belum ada perangkapnya," kata Sigit, Selasa (21/11/2017)
Menurutnya, penularan virus Leptospirosis memang patut dicegah dan diantisipasi secara cerdik oleh warga.
Terutama dengan cara menjaga kebersihan dari tikus yang menularkan virus tersebut melalui urine.
"Perangkat tikusnya kita dapat bantuan dari Dinkes. Lalu dibantu Linmas untuk pemasangannya," katanya.
Yuliati Ningsih, warga RT 10, mengaku belum kebagian alat perangkap tikus.
Siang ini ia meminta ke petugas agar dapat perangkap tikus.
"Di kampung kami ya ada tikus banyak. Tapi kalau di rumah ya nggak banyak. Khawatir juga kalau sampai kena tular virus itu," kata Yuli.
Gemparnya virus Leptospirosis ini mencuat usai ada warga RT mereka yang meninggal dunia, yaitu Sukatono pada Sabtu (18/11/2017).
Sukatono meninggal dengan tanda tanda badan panas, mata menguning, dan mengalami lemah otot.
Tidak hanya Sukatono, istrinya yaitu Suparmi juga mengalami kondisi serupa dan kini sedang dirawat di RS Airlangga bersama dua anaknya lantaran penyakit yang sama.
Setelah diperiksa dugaan sementara mereka tertular virusLeptospirosis yang ditularkan hewan tikus melalui urine.
"Semoga nggak ada lagi warga yang kena virus itu. Makanya kami bersih-bersih kampung," kata Yuli.