Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tingkatkan Kekuatan Produksi, Bupati Pemerhati Kelapa Akan Bertemu di Gorontalo

Kini kelapa Indonesia terpuruk. Dihulu, luas kebun terus menurun dari 3.83 juta hektar di tahun 2003 menjadi 3.56 juta hektar 2016 lalu.

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in Tingkatkan Kekuatan Produksi, Bupati Pemerhati Kelapa Akan Bertemu di Gorontalo
KOMPAS
Warga desa resah akibat aktivitas pembukaan lahan atau land clearing yang dilakukan PT SAL. Perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan sawit itu sedang mengerahkan alat berat untuk membersihkan daerah bergambut dalam itu. Akibat aktivitas perusahaan ini, sumber air bersih warga Pungkat dari Sungai Gaung kotor dan tercemar air asam gambut, kebun kelapa rusak diserang hama dan monyet hutan. KOMPAS/Ichwan Susanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kejayaan kelapa Indonesia masih berbekas. Emas di Monas sebagian disumbang pedagang kopra. Kopra pernah menjadi komoditas primadona, mendominasi 40% dari pendapatan pemerintah di masa lalu. Di Maluku Utara bahkan mencapai angka 50%.

Begitupun Selayar yang kekayaan masyarakatnya diukur dari pohon kelapanya. Keadaan ini dibenarkan oleh Zainuddin wakil bupati Selayar bahwa kelapa pernah menjadi penggerak utama ekonomi.

Ia mengenang masa kecilnya saat petani kelapa Selayar hidup makmur, menggunakan liontin emas berlapis-lapis dengan senyum khas dihiasi gigi emas.




Kini kelapa Indonesia terpuruk. Dihulu, luas kebun terus menurun dari 3.83 juta hektar di tahun 2003 menjadi 3.56 juta hektar 2016 lalu.

Di Riau diperkirakan sekitar 50 ribu hektar kebun kelapa beralih ke sawit. Alih lahan terutama terjadi 7-10 tahun lalu ketika harga kelapa sangat rendah, ada beberapa perusahaan sawit mendekati petani kenang Edi Sindrang tokoh masyarakat asal Kabupaten Indragiri Hilir.

"Ekspansi sawit coba kami tahan," tutur HM. Wardan Bupati Indragiri Hilir Riau yang memang dikenal memperjuangkan kelapa dalam keterangan persnya, Rabu (22/11/2017).

Perusahaan yang ada memanfaatkan ijin yang diperoleh diperiode pemerintahan sebelumnya. Kelapa perlu dipertahankan, itulah salah satu alasan mengapa kami mengadakan festival kelapa internasional 9-11 September lalu.

BERITA TERKAIT

Menurut data APCC, lembaga internasional antar pemerintah penghasil kelapa, posisi produsen terbesar dunia diambil alih India sejak 2012. Produksi kelapa nasional hanya 14,5 miliar butir sedangkan di India berkisar 21 miliar butir. Produktivitas nasional pun sangat rendah berkisar 40 butir per pohon per tahun jauh dibawah India yang mencapai 112 butir.

Di sektor hilir nilai ekspor produk kelapa kita dibawah Filipina. Negara kepulauan ini meraup devisa 1,7 miliar dolar AS atau 30% diatas kita yang hanya berkisar 1,3 miliar dolar AS. Masalah lain saat ini banyak industri kelapa kita berhenti beroperasi atau tutup akibat kesulitan bahan baku.

Ada banyak persoalan yang harus diselesaikan bersama tutur Nelson Pomalingo Bupati Gorontalo. Ia didapuk menjadi koordinator sementara Koalisi Pemerintah Kabupaten Pemerhati Kelapa mengingatkan mendesaknya peremajaan kelapa nasional.

Bupati yang juga guru besar ilmu pertanian ini menuturkan bahwa 60% pohon kelapa di Indonesia sudah tua. Kita perlu bersatu membangun kekuatan terutama menyambut bangkitnya pasar kelapa global.

"Difasilitasi APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) lanjutnya, ia menginisiasi Temu Nasional Bupati Pemerhati Kelapa tanggal 26-27 November di Gorontalo. Pemerintah daerah harus mengambil peranan mengingat kelapa dan industrinya ada di daerah-daerah," tuturnya.

Dihubungi terpisah bupati Hendrata Thes dari Kepulauan Sula menyatakan akan hadir, demikian pula bupati Banggai, Banyuasin dan Lingga.Turutdipastikan hadir Uron N. Salum direktur eksekutif Asian and Pasifik Coconut Community.Antusiasmeinimenunjukkanpotensidankekuatanekonomikelapa di Indonesia sertainternasionaltutup Nelson Pomalingo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas