Dialog Ganjar dan Murid Soal Kasus Korupsi KTP Elektronik
"Kalau saya dituduh korupsi dan saya korupsi lebih baik saya mundur jadi gubernur, malu saya jadi gubernur," tegas Ganjar Pranowo.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, REMBANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali harus menjelaskan kasus korupsi proyek KTP elektronik yang kini sedang hangat.
Kali ini orang yang Ganjar hadapi adalah para siswa dan pengelola yayasan SMK Muhammadiyah Pamotan, Kabupaten Rembang, Jateng.
Di program Gubernur Mengajar di sekolah tersebut, Rabu (22/11/2017), Putri, siswi kelas X Akutansi, maju ke depan untuk mengajukan pertanyaan.
Ia bertanya apakah Ganjar terlibat dalam korupsi megaproyek KTP elektronik.
"Saya salah satu yang mengidolakan bapak. Saya doakan 2018 terpilih lagi. Adanya isu tentang e-KTP itu, apakah bapak terlibat dalam tuduhan kasus e-KTP itu? Buktikan bahwa bapak tidak terlibat," tanya Putri.
Baca: Video Gubernur Ganjar Penuhi Keinginan Ibu Hamil Empat Janin Ini
Baca: Permintaan Ibu Hamil Ini kepada Gubernur Jateng Bikin Melongo
Baca: Gus Mus dan Ganjar Ajak Masyarakat Meriahkan Asian Games VXIII
Spontan Ganjar meminta ajudannya untuk mengambil salinan hasil Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Miryam S Haryani di depan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
BAP tersebut juga sudah beredar di tengah masyarakat melalui media sosial beberapa waktu lalu.
Ia kemudian meminta Putri membacakan isi BAP tersebut di hadapan ratusan siswa, para guru, Bupati Rembang Abdul Hafidz, serta yang hadir lainnya.
"Jadi yang mengembalikan siapa dari semua orang itu yang 100 US dollar?" tanya Ganjar.
"Ganjar pranowo. Itu anda," jawab Putri.
"Jadi, saya terima atau tidak?" tanya Ganjar lagi.
"Tidak," jawab Putri bersamaan dengan siswa lainnya.
Pada pembagian uang tahap kedua yang juga dibacakan oleh Putri, Ganjar kembali menanyakan, "Yang mengembalikan siapa lagi?"
"Njenengan, Pak Ganjar," jawab Putri disambut tepuk tangan yang hadir.
Menurut Ganjar, ketika orang memberantas korupsi makan akan selalu ada gangguan. Ganjar pun mengaku dirinya diganggu dalam kasus ini.
"Maka fitnahnya masya Allah. Saya tiap hari difitnah, alhamdulillah Allah menolong saya bisa dapat bocoran BAP ini," Ganjar menambahkan.
Ia mendapatkan salinan BAP dari seseorang yang datang ke rumahnya dan memberikan data yang membuktikan dirinya menolak pemberian uang tersebut.
Salinan BAP itu kemudian selalu ia bawa ke mana-mana untuk memberikan penjelasan ke siapapun yang bertanya mengenai keterlibatannya.
Ganjar dan Miryam S Haryani pernah duduk di Komisi II DPR RI. Komisi ini yang menjadi mitra Kementerian Dalam Negeri untuk proyek pengadaan KTP elektronik.
"Ini BAP saksi yang sekarang terpidana. Saya bawa (BAP) ini ke mana-mana sampai lecek kayak gini. Kalau saya dituduh korupsi dan saya korupsi lebih baik saya mundur jadi gubernur, malu saya jadi gubernur," tegas dia.
"Insya Allah saya bukan yang seperti itu. Kenapa itu (BAP) saya bawa-bawa agar saya bisa katakan saya nggak nerima, mungkin ada yang lain (menerima) tapi yang ditulis di situ ternyata saya satu-satunya (tidak menerima). Mudah-mudahan saya selalu di jalan Allah," sambung Ganjar.
Ganjar berterimakasih kepada Putri yang melontarkan pertanyaan tentang kasus KTP elektronik. Dengan pertanyaan tersebit, ia berkesempatan memberikan jawaban secara jelas.
"Karena sudah memberi pertanyaan cerdas, maka saya beri hadiah, tapi enggak ngasih uang atau lainnya. Tapi saya kasih buku dan bonusnya saya kasih laptop. Belajar yang rajin ya," pesan Ganjar kepada Putri.
Di akhir acara, gubernur menyerahkan bantuan dari Baznas Jateng untuk masjid di kompleks SMK Muhammadiyah Pamotan.