Ngeri! Lihat Video Detik-detik Jembatan Gantung di Jogja Ini Luluh Kantak akibat Hujan Deras
Hujan yang terus menerus mengguyur DI Yogyakarta dan sekitarnya dalam tiga hari terakhir telah membuat sejumlah sungai meluap.
Editor: Sugiyarto
Padahal kondisinya sudah rusak dan nyaris ambruk karena pondasi jembatan tergerus luapan Sungai Opak.
Kondisi Jembatan Nambangan yang menghubungkan Desa Seloharjo dengan Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Bantul, kini sudah sangat memprihatinkan.
Pondasinya bergeser akibat luapan Sungai Opak.
Meskipun sangat membahayakan dan sewaktu-waktu bisa mengancam keselamatan, namun warga masih tetap nekat melintasi jembatan tersebut.
Bahkan setiap hari tidak hanya warga Seloharjo maupun Srihardono saja yang menggunakan jembatan tersebut.
Warga luar daerah seperti dari Gunungkidul juga masih menggunakan jembatan itu untuk melintasi Sungai Opak.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY mencatat saat ini rata rata hujan di DIY sudah masuk kategori lebat.
Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Djoko Budiyono menginformasikan rata rata hujan sudah diatas 100 mm per hari.
Djoko mengatakan dengan angka tersebut, saat ini apa yang terjadi di DIY sudah termasuk ekstrem.
"(100 mm)Itu harian. Saat ini untuk harian memang tergolong ekstrem," katanya kepada Tribunjogja.com, Selasa (28/11/2017).
Lantas apakah saat ini sudah memasuki puncak musim hujan?
Djoko mengatakan apa yang terjadi saat ini adalah dampak cuaca harian akibat adanya badai Cempaka di perairan selatan Yogyakarta.
Sementara untuk puncak musim hujan orientasinya bukan harian namun bulanan.
"Secara normalnya CH (curah hujan) bulanan tertinggi terjadi pada bulan Januari. CH hujan dipuncaknya bisa mencapai 400 hingga 600 mm per bulan," katanya.