Kondisi Terkini di Kawasan Rawan Bencara 2 dan 3, Tanaman Mati hingga Suara Binatang Kelaparan
Saat ini tidak boleh ada aktivitas apapun di radius 8 km, perluasan sektoral 10 kilometer di sisi arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Gunung Agung masih dalam status Awas (level IV) hingga Jumat (1/12/2017).
Saat ini pun tidak boleh ada aktivitas apapun di radius 8 km, perluasan sektoral 10 kilometer di sisi arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya.
Laporan dari Pasemetonan Jagabaya Gunung Agung (Pasebaya) 1 Desember 2017 yang melakukan pemantauan bersama Kapolda Bali dan Ketua Pasebaya di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung memperlihatkan kondisi sebagai berikut:
1. Tanaman keras seperti kopi, cempaka, boni, sengon, manggis dan lainnya semua berguguran daunnya dan ada yang mati akibat hujan abu yang mengandung zat belerang.
2. Rerumputan dari Dusun Sogra menuju Pura Pasar Agung yang radiusnya 5 km dari bibir kawah mengering semua.
Baca: Kepulan Asap di Gunung Agung Mereda, PVMBG Prediksi Sepertiga Kawah Sudah Berisi Lava
3. Beberapa ekor hewan seperti anjing yang ditinggal di rumah ada yang mati, akibat kelaparan atau tidak kuat menghirup bau belerang.
4. Suara binatang kelaparan seperti kera masih terdengar di parkir bawah akibat buah yang biasa dimakan oleh kera tidak ada lagi.
5. Jalan menuju Pura Pasar Agung penuh lumpur dan atau sisa debu vulkanik dan daun-daunan berserakan di aspal yang mengakibatkan jalan licin dan bisa menyebabkan kecelakaan apabila dilalui kendaraan.
6. Bau belerang sangat kuat dan terasa, hingga mengakibatkan sakit kepala apabila terus menghirupnya.
Dengan beberapa catatan tersebut masyarakat di KRB 3 dan 2 diimbau untuk tidak ada aktivitas apapun dan atau memasuki zona berbahaya tersebut.
Baca: Novanto Kembalikan Arloji dari Andi Narogong Seharga Rp 1,3 M Setelah Ribut-ribut Proyek e-KTP
Magma di Kawah Masih Sangat Panas
Cuaca di Pos Pantau Gunung Api Agung di Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali tampak cerah, Jumat (1/12/2017).
Dari utara, gunung Agung terlihat jelas.
Sama seperti hari sebelumnya, asap abu vulkanik yang keluar dari kawah gunung Agung tampak mereda yakni dengan ketinggian 1500-2000 meter di puncak kawah gunung Agung dengan arah terbangan abu ke tenggara.
Selain itu, sejak pukul 00.00 Wita hingga 11.55 Wita juga tidak ada tremor yang terekam oleh alat Seismograf PVMBG.
Baca: PDIP Tegaskan Tak Akan Mengusung Dedi Mulyadi Tanpa Persetujuan Golkar
Penurunan itensitas asap ini fluktuatif. Walau kepulan asap menipis, kita tidak bisa menilai gunung Agung dalam kondisi sudah aman. Data kita menunjukan aktivitas vulkanik gunung Agung masih tinggi," ujar Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi I Gede Suantika, Jumat (1/11/2017).
Ia menjelaskan, berdasarkan data perekaman sesimik, deformasi, citra satelit dan geokimia, saat ini magma terus keluar untuk memenuhi kawah.
Sering terlihatnya cahaya api (glow) di atas kawah, juga mengindikasikan magma di kawah masih sangat panas.
Berdasarkan data tersebut, pihak PVMBG juga mengestimasi jika kawah sudah memenuhi sepertiga dari kawah gunung Agung yang memilki diameter luas 900 meter dan kedalaman 200 meter.
"Kita masih merekam gempa vulkanik, yang juga mengindikasikan adanya laju lava yang rata-rata pergerakannya masih stabil. Saat ini kondisi gunung masih dalam fase kritis," jelas Suantika.
Walau mereda, potensi erupsi selanjutnya pun masih tetap ada.
Gunung Agung masih dalam status awas (level IV), sehingga tidak boleh ada aktivitas apapun di radius 8 km, perluasan sektoral 10 kilometer di sisi arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya.
"Kita pantau terus perkembangnya. Walau sekarang relatif menurun, kita tidak bisa menilai gunung Agung sudah mereda sepenuhnya. Harus dikuti dengan data-data lainya secara berlahan. Hari ini statusnya masih Awas," jelas Suantika.