Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fenomena Unik di Gunungkidul, Usai Banjir Muncul Danau Misterius yang Airnya Jernih

Munculnya air di lebih kurang 30 hektar lahan di Gunungkidul masih menimbulkan tanda tanya sejak diketahui pada Rabu (29/11/2017).

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Fenomena Unik di Gunungkidul, Usai Banjir Muncul Danau Misterius yang Airnya Jernih
TRIBUNJOGJA.COM/Tris Jumali
Warga melihat genangan air yang menutupi sekitar 30 hektar daratan di Desa Ngeposari Dusun Wediwutah, Gunungkidul, Kamis (30/11/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Munculnya air di lebih kurang 30 hektar lahan di Gunungkidul masih menimbulkan tanda tanya sejak diketahui pada Rabu (29/11/2017).

Setelah banjir, air ini pun kemudian membentuk seperti sebuah danau seluas puluhan hektar, setelah hujan deras.

Air tersebut berasal dari air sungai bawah tanah yang banjir, sehingga membentuk danau di permukaan.

Kepala Balai Besar Sungai Serayu Opak (BBWSO), Tri Bayu Aji mengaku masih menganalisis penyebab luapan air yang merendam puluhan hektar lahan di Dusun Wediwutah, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Jumat (1/12/2017).

“Kami belum tahu apa itu (luapan) berasal dari Bribin (bendungan sungai bawah tanah), karena kalau kami lihat di peta lokasi luapan itu bukan merupakan jalurnya Bribin."ujarnya.

"Tetapi karena Bribin itu daerah karst jadi bisa saja airnya menembus kemana-mana, dan mungkin terus menyembur itu,” terang Aji panjang lebar kepada TRIBUNJOGJA.COM.

Baca: Banjir di Gunungkidul Airnya Jernih dan Membentuk Danau, Apa Penyebab Fenomena Ini?

Lokasi banjir berwarna jernih di Dusun Wediwutah, Desa Ngeposari, Gunungkidul, Yogyakarta, muncul sebuah danau seluas puluhan hektar.
Lokasi banjir berwarna jernih di Dusun Wediwutah, Desa Ngeposari, Gunungkidul, Yogyakarta, muncul sebuah danau seluas puluhan hektar. ((Kompas.com/Markus Yuwono))
BERITA TERKAIT

Baca: Jalan di Pinggiran Danau Toba Putus Akibat Longsor

Namun hal itu belum dapat ia pastikan, pasalnya sampai dengan saat ini pihaknya belum dapat mengakses untuk melihat bendungan bawah tanah baik di Bribin I dan II yang lokasinya sekitar dua kilometer dari luapan air.

Pintu akses untuk melihat bendungan terhalang dengan air yang meluap merendam jalan menuju ke bawah tanah.

“Di Bribin I memang sudah mulai surut, tapi di Bribin II getarannya masih sangat kuat. Itu artinya aliran sungai bawah tanahnya juga masih kencang,” jelasnya.

Diketahui elevasi normal di Bribin dan Bribin II yang terletak di Desa Dadapayu, Semanu itu adalah diantara titik 10 sampai 15.

Namun dari pantauan terakhir pada Jumat, elevasinya mencapai titik 64, akibatnya membuat seluruh pompa yang ada di dalamnya terendam dan tidak dapat dioperasiokan untuk menyedot air ke atas.

Kepala Dusun Wediutah, Diarto mengatakan sejak Rabu (29/11) sampai Jumat (1/12) luapan air yang berasal dari sumber mata air Ngreneng telah menggenangi lahan seluas sekitar 30 hektare.

"Sebagian besar yang tergenang adalah lahan pertanian, sampai saat ini belum sampai ke permukiamn penduduk," kata Diarto,.

Luapan air tersebut menurut Diarto membentuk hampir menyerupai danau.

Selain luas, ketinggian air sekitar 20 meter membuat warna air tampak kehijauan dari kejauhan. Ketinggian air diketahui dari tiga tiang listrik yang berada di area luapan yang sudah tidak terlihat.

“Pagi tadi airnya sudah mulai surut, dibanding hari kemarin surutnya sekitar 30 centimeter. Kami terus waspada jika sewaktu-waktu air tambah meluap hingga ke permukiman,” ujarnya.

Diarto meyakini luapan air tersebut berasal dari sungai bawah tanah. Akibat dari hujan deras yang mengguyur berapa hari lalu kemudian membuat aliran sungai bawah tanah meluap ke permukaan melalui sumber mata air yang ada di Dusun Wediutah.

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas