Mata Air dan Lahan Pertanian di Magelang Terancam Pembangunan Tol Bawen - Jogja
Pembangunan jalan bebas hambatan Bawen - Yogyakarta sepanjang 77 kilometer berpotensi menggusur lahan pertanian, dan mematikan sumber mata air
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Pembangunan jalan bebas hambatan Bawen - Yogyakarta sepanjang 77 kilometer berpotensi menggusur lahan pertanian, dan mematikan sumber mata air yang ada di wilayah terdampak pembanguan tol.
Pemerintah pun akan melakukan pengkajian terkait dampak yang ditimbulkan akibat pembanguan Tol Bawen Yogyakarta.
Direktur Jalan dan Jembatan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Indra Gautama, mengatakan, pihaknya akan melakukan pencermatan terkait dampak pembangunan tol Bawen Yogyakarta, diantaranya potensi tergusurnya lahan pertanian produktif.
Ia menuturkan, lahan pertanian telah masuk pertimbangan dari pemerintah akibat dampak pembangunan tol ini.
Pihaknya akan melakukan konsultasi publik, sehingga alih fungsi lahan pertanian dapat dihindari.
"Kami akan lakukan konsuktasi publik, sebisa mungkin permukiman dihindari, termasuk lahan pertanian yang terdampak. Ini sudah kami kaji lebih dalam, lahan pertanian menjadi pertimbangan," tutur Indra, Selasa (5/12/2017).
Indra mengatakan, pihaknya sebisa mungkin akan menyusun trase dengan tanpa menabarak lahan pertanian ataupun sumber mata air di wilayah terdampak pembanguan tol Bawen Yogyakarta.
Namun mengacu dari peraturan, jik terpaksa lahan pertanian tersebut dibebaskan, seharusnya dapat dilakukan penggantian dengan lahan pengganti, ataupun dengan tetap dibebaskan dengan harga tiga kali sampai enam kali lipat.
"Kita sebaik mungkin hindari permukiman, lahan pertanian juga. Ini sudah melalui kajian kami yang lebih dalam," ujarnya.
Sementara itu Konsultan Pembangunan Tol Bawen Yogyakarta dari PT Karas Buana Lestari, Harsono, mengakui jika banyak sumber air yang dilewati oleh pembangunan jalan tol Bawen Yogyakarta.
Oleh karena itu pihaknya akan meminta masukan kepada Pemerintah dan juga masyarakat di Desa mana saja yang terdapat sumber mata air yang memiliki debit besar dan digunakan untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari serta PDAM, sehingga sumber mata air tersebut tidak mati.
"Kami sebisa mungkin menyusun agar trase tidak mematikan sumber air yang ada. Kami akan meminta masukan, wilayah mana saja yang memiliki sumber mata air, sehingga trase akan disusun menghindari itu," ujarnya.(*)