Preman Ini Tolak Dikatakan Memalak, Hanya Teruskan Tradisi di Sungai Mahakam
Saat itu, keduanya diamankan sesaat setelah turun dari salah satu tugboat yang menarik tongkang batu bara dan diamankan uang Rp 50 ribu
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Preman di kawasan sungai Mahakam, kembali diamankan kepolisian.
Kali ini kepolisian dari Polsekta Kawasan Pelabuhan (KP) Samarinda mengamankan dua pelaku, diantaranya Eko Adi (28) dan Openg Rudi (25).
Keduanya diamankan disekitar perairan Harapan Baru, sekitar pukul 13.30 Wita, Kamis (14/12) siang.
Saat itu, keduanya diamankan sesaat setelah turun dari salah satu tugboat yang menarik tongkang batu bara.
Tanpa perlawanan, keduanya digiring menuju Polsek, beserta barang bukti berupa perahu, jeriken dan uang tunai Rp 50 ribu.
Salah satu pelaku menolak, aksinya tersebut sebagai tindakan premanisme, pasalnya dirinya tidak pernah memaksa anak buah kapal (ABK) untuk memberikan uang atau bahan bakar.
Baca: Tim Anti Bandit Gelar Razia Preman di Surabaya
Dia menilai, pemberian bahan bakar maupun uang oleh ABK, merupakan tradisi yang sudah lama ada, dimana setiap kapal yang melintas di sungai Mahakam, memberikan bahan bakar maupun uang secara sukarela.
"Kami hanya minta bantuan saja, kalau tidak dikasih ya kami tidak paksa. Ini tradisi di sungai Mahakam, bukan upeti, tapi hanya sukarela saja," ucap Eko Adi, Kamis (14/12/2017).
Dia juga menolak, aksinya itu dilakukan dengan mengancam ABK jika tidak memberikan bahan bakar maupun uang. Pasalnya, tidak semua kapal yang dinaikinya memberikan uang maupun bahan bakar.
"Tidak dapat apa-apa, sudah sering, kami tidak mengancam, ya kami turun dari kapal itu," kilahnya.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsekta KP, Iptu Purwo Asmadi menjelaskan, aksi yang dilakukan oleh pelaku sudah sangat meresahkan pengguna jalur perairan di sungai Mahakam.
"Memang sering terjadi pemalakan, dan kita amankan dua orang yang baru saja beraksi, saat itu keduanya baru mendapatkan Rp 50 ribu," ucapnya.
Lanjut dia menjelaskan, aksi premanisme itu dilakukan dengan paksaan, serta ancaman. Umumnya, pelaku meminta barang yang bisa diuangkan kembali, seperti bahan bakar. Namun, tak jarang pelaku juga meminta uang.
"Biasanya kalau tidak dikasih, ngancam dan minta paksa. Untuk minimalisir aksi seperti ini, kita rutin patroli dan kita sudah sebar nomor handphone kami ke kapal kapal yang kerap melintas di sungai Mahakam," tutupnya. (*)