Keluarga Miskin di Muaradua Ini Kadang-kadang Seharian Tak Makan
Di dalam gubuk yang bersebelahan dengan kandang ayam tersebut tempat Jiwit bersama istri, Evi Susanti, dan ketiga buah hatinya tinggal.
Editor: Hendra Gunawan
Istrinya Evi Susanti (45) pun tak bisa berbuat banyak.
Selain harus mengurus anaknya Aldi yang belum genap berusia dua tahun dan Bambang yang berusia 6 tahun dan anak tertuanya berusia 10 tahun.
Anak bungsunya Aldi, yang sakit-sakitan dan perutnya anak tersebut mulai membuncit namun tak pernah mereka bawa berobat ke dokter atau Puskesmas setempat lantaran tak mempunyai biaya.
Sedangkan anaknya yang tertua, Harmoko, yang berusia 10 tahun harus putus sekolah karena tak biaya.
"Ia tak mau lagi sekolah, lantaran malu tiap kali diminta uang iuran pupuan kelas ia tak punya," jelas Jiwit.
Tahun ini anaknya yang nomor dua Bambang (6) seharusnya masuk sekolah dasar (SD).
Lagi-lagi terkendala biaya. Jiwit masih bingung menyekolahkan anaknya.
"Seharusnya awal tahun ini ia telah didaftarkan. Akan tetapi jangankan biaya sekolah untuk makan sehari-hari pun susah," ungkapnya, Kamis (21/12/2017).
Bahkan saat ditanya tentang persediaan beras, Jiwit mengaku istrinya memasak 2 canting beras pada sore kemarin hingga hari ini.
Saat ditanya sanak saudaranya Jiwit, ia mengaku mereka terkadang membantu seadanya.
Namun karena semuanya juga orang yang kurang mampu tak bisa saling membantu.