Bupati Banyuwangi Diminta Tidak Berpuas Diri Meski Banyuwangi Raih Inflasi Terendah Nasional
Keberhasilan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam menekan laju inflasi di daerahnya hingga menjadi salah satu daerah dengan inflasi terendah di
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Keberhasilan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam menekan laju inflasi di daerahnya hingga menjadi salah satu daerah dengan inflasi terendah di Indonesia patut diapresiasi.
Hal ini diharapkan pengamat ekonomi dari Institut Agama Islam Darussalam Banyuwangi, Lely Ana Ferawati. Lely juga berharap Azwar Anas tidak berpuas diri. Pasalnya, masih ada pekerjaan rumah yang jauh lebih penting, yaitu mensejahterakan masyarakat berpenghasilan tidak tetap yang daya belinya rendah.
Menurut Lely, menjadi pemimpin tidak harus puas dengan hanya dapat menekan tingkat inflasi saja. Pada dasarnya data dari BPS sudah bagus, namun lebih bagus jika ada data lain yang bisa menjadi pedukung. Lely berharap Anas mampu mensejahterakan masyarakatnya.
"Apakah dengan rendahnya tingkat inflasi sudah bisa menunjukkan jika perekonomian masyarakat setempat khususnya bagi masyarakat yang berpendapatan tidak tetap akan membaik?" Hal itulah pekerjaan rumah yang harus dilakukan Anas menurut Lely, Minggu (24/12).
Diketahui, akhir Juli 2017 yang lalu Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menerima penghargaan dari Bank Indonesia karena dinilai berhasil menekan inflasi di daerahnya pada tahun 2016.
Penghargaan itu diserahkan Mendagri Tjahjo Kumolo kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi yang dihadiri Presiden Joko Widodo, jajaran menteri Kabinet Kerja, dan Gubernur BI Agus Martowardojo pada 27 Juli 2017.
Jurus jitu Bupati Anas adalah menyinergikan BUMDes dan Bulog di Banyuwangi. Hal itu merupakan upaya memperkuat ekonomi desa sekaligus menjaga daya tahan ekonomi rakyat.
Program sinergi BUMDes dan Perum Bulog berangkat dari upaya meningkatkan daya saing desa, terutama setelah adanya kucuran dana ke desa yang mencapai miliaran rupiah.
Dana untuk desa baik dari APBN maupun APBD sangat besar, dan itu harus bisa mendorong penguatan ekonomi masyarakat, termasuk melalui penguatan kapasitas BUMDes. Dari sana lahir sinergi BUMDes dan Bulog.
Saat ini, terdapat 35 BUMDes di Banyuwangi yang sudah bersinergi dengan Bulog. Bulog memasok kebutuhan pokok bagi warga desa lewat BUMDes. Semuanya dijual dengan harga yang lebih kompetitif dibanding harga pasar. Rantai distribusi bahan pangan pun terpangkas, sehingga harga bisa lebih murah.
Menurut Azwar Anas, selama ini kita melihat daya beli warga desa bisa terancam karena fluktuasi pendapatan. Salah satu strategi untuk menjaga daya beli itu adalah dengan memastikan distribusi kebutuhan pangan bisa terjaga dengan lancar lewat BUMDes.