Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Puluh Ribu Penghafal Alquran Ada di Halaqoh Kubro Tahfidzul Quran 2017 di Surabaya

"Peserta yang ikut dalam acara ini berjumlah 20.603 penghafal Alquran,” kata Ketua Panitia Halaqoh Kubro Tahfidzul Quran 2017

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Dua Puluh Ribu Penghafal Alquran Ada di Halaqoh Kubro Tahfidzul Quran 2017 di Surabaya
IST/Cita Entertainment
Majelis Taujih Wal Irsyad DPP LDII bekerja sama dengan DPW LDII Jawa Timur akan menggelar Halaqoh Kubro Tahfidzul Quran 2017, di Masjid Al Akbar, Surabaya, Senin (25/12/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Taujih Wal Irsyad DPP LDII bekerja sama dengan DPW LDII Jawa Timur akan menggelar Halaqoh Kubro Tahfidzul Quran 2017, di Masjid Al Akbar, Surabaya, Senin (25/12/2017).

Acara yang sudah dihelat keempat kalinya ini, baru pertama kali diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur.

Sebelumnya, pada 2016, acara ini digelar di Jakarta Islamic Center yang diikuti 11.000 penghafal Alquran.

“Acara ini menjadi kebanggaan kami, karena untuk pertama kalinya digelar di Surabaya. Sebelumnya, acara ini tiga kali digelar di Jakarta. Peserta yang ikut dalam acara ini berjumlah 20.603 penghafal Alquran,” ujar H Moch Amrodji, Ketua Panitia Halaqoh Kubro Tahfidzul Quran 2017 dalam keterangannya.

Peserta halaqoh, menurut Amrodji, merupakan utusan dari masing-masing DPD LDII se-Jawa Timur. Bahkan dari luar Jawa Timur, seperti Bali, Lombok, Sumbawa (Nusa Tenggara Barat), dan Samarinda.

Acara ini terselenggara berkat dukungan berbagai pihak, di antaranya MUI Jawa Timur, Pemprov Jawa Timur, dan pengurus Masjid Al Akbar.

Bagi LDII, acara ini merupakan syiar untuk mendorong para generasi muda mencintai Alquran.

Berita Rekomendasi

“Kami juga memanfaatkan acara ini untuk bersilaturahim dengan para tokoh agama, ormas, pemerintah, dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya,” imbuh Amrodji.

Dengan demikian memperkuat ukhuwah Islamiyah dalam membangun Indonesia.

Menurut Amrodji, Indonesia pada 2030 memperoleh bonus demografi, di mana 70 persen penduduk Indonesia adalah mereka yang berusia produktif.

Namun bonus demografi ini menjadi masalah, ketika pada tahun itu, generasi mudanya tidak memiliki sifat yang religius.

“Acara ini untuk mengukur sejauh mana hafalan Alquran para tahfidz. Sekaligus merupakan strategi LDII, untuk melahirkan generasi profesional yang religius,” papar Amrodji.

Program tahfidz Alquran, menurut Amrodji, dilaksanakan pula di sebagian besar DPD LDII di seluruh Indonesia.

Bagi LDII, program tahfidz merupakan salah satu fokus utama pembinaan karakter generasi muda penerus bangsa.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas