Kisah Pertapa Gunung Budheg yang Ditemukan Tinggal Tulang Belulang Saja
Sapariyanto alias Bero, pertapa asal Dusun Blimbing, Desa Ngranti, Kecamatan Boyolangu diyakini tewas karena terjatuh.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Sapariyanto alias Bero, pertapa asal Dusun Blimbing, Desa Ngranti, Kecamatan Boyolangu diyakini tewas karena terjatuh dari puncak sisi utara Gunung Budheg.
Pucak utara gunung yang ada di Dusun Kendit, Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung, Jawa Timur ini mempunyai ketinggian sekitar 100 meter dari tebing di bawahnya.
Sedangkan jika diukur dari dasar, ketinggiannya mencapai ratusan meter.
Namun tebingnya berdiri tegak. Untuk mencapai lokasi ini bisa melalui Goa Tritis yang ada di sebelah barat.
Keyakinan ini berdasar kondisi tulang saat ditemukan.
Baca: Jasad Wanita Bercadar di Halaman Masjid Terungkap, Namanya Nurul Khotimah Warga Kedungwaru
Menurut informasi internal kepolisian, ada sejumlah tulang yang patah.
Antara lain tulang ekor, paha kanan, tulang panggul, tulang iga dan tulang lengan bawah.
"Kalau melihat patahnya tulang, pasti karena jatuh dari ketinggian. Kalau meninggal dalam kondisi normal tulangnya pasti utuh," terang sumber itu.
Warga setempat, Sukamdi mengatakan, puncak sisi utara mempunyai pemandangan sangat indah namun berbahaya.
Baca: Anak Muda Indonesia Banyak yang Tak Mengenal Ratna Sari Dewi, Perempuan Jepang Istri Soekarno
Karena selain berbatasan dengan tebing yang berdiri tegak lurus, anginnya cukup kencang.
Sering kali kambing warga yang dilepas bebas mencapai puncak ini.
"Sudah sering kambing warga jatuh dari puncak ini dan pasti langsung mati," ucapnya.