Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dititipi Mengasuh Pesantren, Gus Yusuf Menolak Jadi Calon Wagub untuk Ganjar

PKB segera berkonsolidasi tak lama PDI Perjuangan menunjuk Ganjar Pranowo dan Taj Yasin atau Gus Yasin sebagai pasangan calon di Pilgub Jateng.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Dititipi Mengasuh Pesantren, Gus Yusuf Menolak Jadi Calon Wagub untuk Ganjar
YouTube
Ketua DPW PKB Jateng, KH Yusuf Chudlory, atau Gus Yusuf. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - PKB segera berkonsolidasi tak lama PDI Perjuangan menunjuk Ganjar Pranowo dan Taj Yasin atau Gus Yasin sebagai pasangan calon di Pilgub Jateng.

Sebelumnya benar-benar menggandeng Gus Yasin, PDI Perjuangan mendekati sejumlah kader PKB untuk dipilih mendampingi Ganjar.

Namun, PDI Perjuangan memilih Gus Yasin, kader PPP. Ia sekaligus putra ulama kharismatik Nahdlatul Ulama, KH Maemoen Zubair atau lebih dikenal dengan Mbah Moen.

Dimintai tanggapan soal pasangan Ganjar-Gus Yasin, PKB mengaku belum bersikap dan masih berkonsolidasi waktu itu.

Baca: Sudirman Said Bisa Manfaatkan Celah Pasangan Ganjar-Gus Yasin

Baca: Dua Partai Ini Bakal Dukung Pasangan Ganjar-Gus Yasin di Pilgub Jateng

Baca: Karisma Mbah Moen dan Restu untuk Ganjar-Gus Yasin

Berita Rekomendasi

Baca: Sudirman Hanya Lewat Media, Ganjar Langsung Lobi Mbah Moen untuk Gus Yasin

"Soal berikutnya kami masih menunggu, belum ada keputusan," kata Ketua DPW PKB Jateng, KH Yusuf Chudlory atau Gus Yusuf, kepada Tribun Jateng, Minggu (7/1/2018).

Ia memang digadang mendampingi Ganjar sebagai wakil. Ia sempat dipanggil Ketum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Kemarin (beberapa waktu lalu, red) memang saya sudah ditawari PDI Perjuangan, bahkan langsung di depan Bu Megawati. Saya menjawab bahwa saya tidak bisa meninggalkan pesantren, dan orangtua saya juga tidak mengizinkan, maka saya mempersilakan kader PKB lain," terang Gus Yusuf.

PKB menyodorkan empat nama yaitu anggota DPR dari Kendal, Alamuddin Dimyati Rois; Wakil Bupati Blora, Arif Rohman; anggota DPRD Jateng dari Temanggung, Fuad Hidayat; dan anggota DPR dari Rembang yang juga Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Quomas.

"Sudah saya sampaikan di forum itu bahwa saya punya tanggungan pesantren, maka dengan tidak mengurangi rasa hormat saya menawarkan kader PKB siapapun," tegasnya.

Selain Gus Yusuf, sempat beredar kabar dari nama-nama kader PKB yang disodorkan tengah mengerucut ke Yaqut Cholil Quomas. Tetapi yang bersangkutan juga belum bersedia.

"Kalau itu (Gus Yaqut menolak, red) saya tidak tahu, yang jelas yang pertama kali ditawari itu saya," ujar dia.

PKB di Jateng masih menunggu hasil keputusan dari Ketua Umum DPP PKB. Pihaknya akan mengikuti apapun keputusan yang dibuat DPP PKB.

"Sekarang kami nunggu arahan dari ketum. Mengenai kapan, sore ini (kemarin-Red) mau dirapatkan di Jakarta," ucap Gus Yusuf.

Ditanya apakah ada peluang PKB berkoalisi dengan poros Gerindra yang mendukung Sudirman Said, karena PKB tidak mendapatkan posisi cawagub mendampingi Ganjar, Gus Yusuf hanya menyatakan semua peluang di last minute masih bisa terjadi. 

Pengumuman bakal cagub dan cawagub Jateng oleh PDI Perjuangan membuat rencana pembentukan poros tengah yang terdiri dari Golkar, PPP, dan Demokrat dapat dipastikan bubar.

Ketua Harian DPD I Partai Golkar Jateng, Iqbal Wibisono, menyatakan dengan pengumuman PPP merapat ke Ganjar Pranowo dengan kadernya Taj Yasin atau Gus Yasin, jumlah kursi untuk poros tegah berkurang. Ini mengubah peta politik yang sebelumnya sudah terbentuk.

"Nasib poros tengah sudah otomatis bubar, karena PPP sudah lari lebih dulu, maka mau nggak mau kami harus hormati, karena itu langkah politik. Tapi saya kira politik biasa, kami hormati," tutur dia.

Saat ini DPD Partai Golkar Jateng masih menunggu keputusan Ketum DPP Golkar, Airlangga Hartanto, mengenai sikap politik berikutnya.

Hal itu berarti apakah akan bergabung dengan Ganjar Pranowo, ataukah ke Sudirman Said, atau pula tetap membuat poros tengah bersama partai sisa. "Sekarang belum tahu," tukasnya.

Akan tetapi, Iqbal mengungkapkan, jika melihat pola konfigurasi politik di tingkat nasional, Golkar adalah partai pendukung pemerintah yakni PDI Perjuangan. Sehingga, ada kemungkinan mengarah ke Ganjar-Yasin.

"Tapi kami masih menunggu Ketua Umum. Kemungkinan arahnya ke sana (bergabung ke PDIP-Red), hanya secara pasti belum ada arahan dari Ketua Umum secara jelas. Apakah ke sini, masih kami tunggu," urainya.

Sedangkan jika melihat pasangan Ganjar Pranowo dengan Taj Yasin, pihaknya menilai pasangan ini sangat ideal. Pasalnya, Ganjar mewakili nasionalis sementara Yasin mewakili religius.

"Dan itu saya kira pasangan ideal untuk Ganjar-Yasin, satu nasionalis dan satunya religius, satunya dari Jateng tengah dan selatan, satunya lagi dari timur," paparnya. 

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas