Diduga Banyak Calo di Bandara Supadio Pontianak, Angkasa Pura II Dapat Surat Terbuka di Facebook
Budi mengungkapkan pengalaman yang dia alami saat menolong seorang TKI yang baru dari Malaysia dan hendak pulang
Editor: Sanusi
Saat saya duduk saya memperhatikan Dita didekati seorang oknum yang belakangan saya ketahui rupanya seorang Calo mendekati Dita dan bertanya bagaimana ini jadi ke Surabaya masih ada tiket nih, Dita terlihat diam dan oknum tersebut menggerakan tangannya seperti memberi kode hingga muncul tiga orang lelaki mengerubungi Dita memaksa maksa untuk Dita mengikuti mereka ke tempat yang mereka tentukan.
Disitu saya yakin Dita butuh pertolongan, saya berdiri menuju tempat charge HP kembali berpura pura mencharge HP guna menguping dan memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
Salah seorang oknum sambil memegang HP nya mengatakan ini ada nih di Traveloka tiket malam ini ke Surabaya.
Saat itu waktu sudah menunjukan bada Magrib
Iseng saya membuka Aplikasi Traveloka saya untuk mengklarifikasi benarkah pernyataan orang2 ini, ternyata seluruh tiket Sold out / sudah terjual habis yang menuju Surabaya.
Di dalam hati saya berfikir Wah bapak2 ini menipu Dita, kesian banget kalau dibiarkan, saya lalu menyela pembicaraan para oknum Calo tersebut
Dita jika di lihat di Aplikasi saya tiket menuju Surabaya malam ini Habis. Ini coba liat aplikasi Traveloka saya sambil menunjukan HP saya ke Dita, dan Dita terkejut, para calo yang berdiri di hadapan kami mulai menunjukan muka tidak senang atas sikap saya, saya katakan pada Dita jika kamu ingin ke Surabaya hanya ada Rabu pagi, Dita menjawab Bu tolong belikan tiket untuk saya Rabu pagi bu
Tolongin saya..
Oknum2 calo semakin marah mendengar perkataan saya sambil mengatakan Ibu ini siapa? Kok ikut campur masalah ini, dengan tenang saya menjawab coba saya lihat Traveloka dari Hp bapak yang menjual tiket ke Surabaya untuk malam ini jika memang benar ada, Karena di Hp saya sudah tidak ada penjualan tiketnya.
Para oknum calo mulai gelisah atas pertanyaan saya, mereka tidak mau menunjukan apa yang saya minta, beberapa dari mereka mundur beberapa langkah sambil ribut mengatakan siapa perempuan itu ngape die ikut campur.
Saya bilang ke Dita kamu percaya saya? Kalau kamu percaya saya akan saya tolong, Dita mengatakan saya percaya ibu untuk menolong saya, oke kalau gitu mana KTP mu kita pesan tiket via Traveloka.
Sebelum saya beranjak meninggalkan tempat charge HP satu oknum Calo mendekati kami sambil bicara setengah beteriak marah dan menunjuk jari tangannya ke wajah saya
Ibu ini memang tidak tahu diri mengambil rejeki dari periuk kami, kami hanya mencari lebihan uang.
Terus terang saya terpancing emosi melihat ketidaksopanan oknum calo tersebut
Saya menjawab keras
Bapak., saya bukan Calo tapi saya hanya menolong orang yang sedang mengalami kesulitan dan dia butuh pertolongan.. Itu tugas sesama manusia.
Ini TKW yang memeras keringatnya di Negeri orang ingin pulang ke keluarganya masak di kerjai saudara sebangsanya sendiri.
Jangan memanfaatkan kesulitan orang lain,
Para calo terkejut mendapat perlawanan saya dan semakin menunjukan sikap tidak sukanya.
Saya dan Dita duduk ke bangku yang disediakan Bandara dan mulai melaksanakan pemesanan tiket Online untuk Dita.
Di belakang bangku kami duduk ada bangku lain yang tiba tiba di duduki seorang lelaki entah siapa yang tiba tiba bicara keras
"Kite nih udah sepuluh tahun bisnis tiket kok ade orang baru yang sok tau mau bisnis tiket, nak care masalah di lahan bisnis orang"
Saya yakin itu kalimat ditujukan untuk saya, saya menegornya " Bapak menyindir saya ya" ? Dari pada nyindir mending ngomong langsung itu lebih bagus pak, si Bapak berbalik marah maksud ibu siapa, saya nda ngomong sama ibu,
Saya katakan disini hanya ada Bapak saya dita.. Masak bapak ngomong sama Tiang kata saya.
Si Bapak ngomong keras dan bernada mengacam ibu ini daerah saye jangan macam2 dan saye punye keluarge dari aparat ini ( menyebut nama korps Negara)
Di ancam begitu saya balik mengatakan Bapak juga nda tau kan siape saye?
Saye bukan Calo seperti yang bapak duga, saye orang Ponti Asli tinggal di daerah... ( menyebut nama kampung) Dan dari Keluarga Besar ( Abdi Negara) jangan coba coba mengacam saya ingat itu ya Pak.
Bapak tersebut terdiam.
Sesungguhnya jika cara cara seperti ini masih terjadi di Bandara kelas International tentu sangat memalukan dan merugikan.
Dengan segenap rasa cinta saya pada kota Pontianak.
Mohon kiranya pengelola Bandara Supadio
Bisa menertibkan calo calo yang masih berkeliaran di Bandara.
Mendirikan Pusat Informasi di depan Pintu yang terlihat jelas dari sudut manapun
Sehingga setiap orang yang membutuhkan pertolongan yang berkaitan dengan layanan penerbangan, pusat informasi ini menjadi
Tempat utama layanan.
Jika hal ini bisa di realisasikan saya yakin Bandara Supadio semakin menjadi terbaik & terhebat dari seluruh Bandara yang ada.