Pemerintah Percayakan Penggarapan LRT Jabodetabek Senilai Rp 3,9 Triliun ke PT INKA
pemerintah Indonesia mempercayakan pengerjaan kereta Light Rapid Transit (LRT) Jabodetabek kepada PT Industri Kereta Api (INKA).
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - Guna menumbuhkan industri nasional dan menciptakan lapangan pekerjaan, pemerintah Indonesia mempercayakan pengerjaan kereta Light Rapid Transit (LRT) Jabodetabek kepada PT Industri Kereta Api (INKA).
Kamis (18/1/2018) siang itu, dilakukan penandatanganan kontrak kerjasama pengadaan LRT Jabodetabek antara PT KAI dengan PT INKA.
Penandatanganan kontrak kerjasama yang digelar di kantor PT INKA Kota Madiun itu dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan dan Menteri Perdagangan Airlangga Hartarto.
Luhut B. Pandjaitan mengaku sengaja datang ke PT INKA di untuk menyaksikan penandatanganan kerjasama sinergitas antar BUMN siang itu.
"Saya harusnya ikut rapat kabinet hari ini. Tapi saya minta izin pada presiden untuk hadir di sini. Dua hari yang lalu, saya lapor kepada beliau, Ini suatu peristiwa penting dimana kita ingin betul-betul maju dengan local content," kata Luhut saat menyampaikan sambutan.
Tahun ini PT INKA Mulai Bangun Pabrik Kereta Api di Banyuwangi
Luhut menuturkan, proyek pengadaan LRT Jabodetabek menelan anggaran senilai Rp 3,9 triliun. Untuk pendanaan proyek LRT Jabodetabek ini berbeda dengan pendanaan proyek pemerintah sebelumnya.
Pendanaan proyek LRT Jabodetabek menggunakan dana bersumber APBN sebesar 30 persen, sedangkan 70 persen sisanya berasal dari bantuan keuangan dari 12 konsorsium bank.
"Ini merupakan proyek yang pendanaannya aneh. Aneh dalam pengertian begini, tidak semua pakai APBN lagi, Hanya 30 persen saja, 70 persen kita ambil dari konsorsium bank," katanya.
Lebih lanjut, Luhut menyampaikan pemgerjaan LRT Jabodetabek ini ditargetkan sekitar 15 bulan. Diperkirakan April 2019, kereta LRT sudah bisa dilakukan uji coba dan ditargerkan Oktober 2019 sudah beroperasi.
Luhut menjelaskan, pemerintah mempercayakan PT INKA untuk mengerjakan proyek LRT Jabodetabek ini karena harga yang ditawarkan lebih murah bila dibandingkan dengan produk impor. Namun, Luhut mengaku hal itu bukan menjadi alasan utama pemerintah akhirnya mempercayakan proyek ini kepada PT INKA.
Alasan utama lebih kepada untuk menumbuhkan industri nasional dan menciptakan lapangan pekerjaan. Pemerintah berkeyakinan, proyek LRT Jabodetabek akan memberikan dampak perekonomian atau multiplier effect.
"Tawaran INKA lebih murah daripada impor. Tapi bukan soal harga yang nomor satu. Yang nomor satu itu karena produk dalam negeri dan kemudian penciptaan lapangan kerja. Seperti kita dengar tadi akan ada banyak vendor-vendor," jelasnya.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Airlangga Hartarto menambahlan proyek pembuatan LRT ini diharapkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan.
Diharapkan ada penambahan sekitar 50% tenaga kerja baru dari total pekerja PT Inka yang saat ini sebanyak 5.000 orang.
Sementara, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta kepada PT Industri Kereta Api (Inka) agar tidak meninggalkan industri kecil yang memproduksi komponen kereta api.
Misalnya, industri kecil dan menengah (IKM) logam di Ceper, Klaten, Jawa Tengah.
"Tapi catat. PT Inka tidak boleh melupakan perkumpulan industri kecil komponen kereta api di Ceper, Klaten. Kalau tidak kepada Inka, kepada siapa lagi mereka akan menjual komponen yang diproduksi," kata Airlangga.
Kemenperin, mendukung sepenuhnya PT INKA, termasuk pembangunan pabrik baru di Banyuwangi.
Apalagi, saat ini PT Inka sudah merambah pasar luar negeri, di antaranya Bangladesh, Filipina, Thailand, Nigeria, dan beberapa negara lain.
Airlangga juga meminta kepada PT INKA agar semaksimal mungkin menggunakan bahan-bahan pembuatan kereta api dari perusahaan dalam negeri.
Misalnya, membeli baja dari PT Krakatau Steel, PT Inalum, dan perusahaan lain.
Menurut dia, industri moda transportasi kereta api ini harus terus didorong. Dia berharap tidak hanya Jakarta dan di Palembang saja, moda transportasi kereta api juga dapat dikembangkan di Pulau Bali.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT INKA, Budi Noviantoro mengatakan pesanan LRT Jabodetabek sebanyak 31 trainset (1 trainset 6 kereta) akan dikerjakan selama 15 bulan.
"15 bulan, tapi bertahap empat dahulu. Terus berikutnya dua mingu kemudian, dan seterusnya,"katanya.
Budi yang baru saja diangkat menjadi Dirut PT INKA mengatakan, komponen yang digunakan LRT Jabodetabek 47 persen berasal dari dalam negeri, sedangkan sisanya masih impor.
Dia menuturkan, targetnya dalam dua tahun kedepan, komponen yang berasal dari dalam negeri mencapai 60 persen.
"Saat ini 47 persen. Kita akan mencapai 60 persen sampai waktu dua tahun. Makanya ini dibantu BPPT dan perguran tinggi, harapannya maksimal tiga tahun kedepaan sudah bisa buat sendiri,"ujarnya.
Selain penandatanganan kerjasama sinergitas BUMN berupa pengadaan LRT Jabodetabek antara PT KAI (Persero) dengan PT INKA (Persero), juga dilakukan beberapa penandatanganan kerjasama yang lain.
Di antaranya, kerjasama pengadaan material dan komponen kereta api antara PT INKA (Persero)dengan PT Krakatau Steel (Persero),Tbk, PT Barata Indonesia (Persero) dan PT Pindad (Persero).
Dalam undangan, disebutkan kegiatan penandatanganan ini disaksikan Menko Bidang Kemaritiman, Menteri BUMN, dan Menteri Perhubungan.
Kemudian juga dilakukan, penandatanganan kerjasama untuk peningkatan SDM berupa program magang berkelanjutan antara PT INKA (Persero) dengan Akademi Perkeretaapian Indonesia (API).
Penandatanganan kerjasama untuk pengembangan usaha lokal dan sumber daya manusia berupa peningkatan TKDN antara PT INKA (Persero) dengan UKM penerima program NIA.
Selain itu juga kerjasama dibidang, program vokasi pendidikan antara PT INKA (Persero) dengan SMK di wilayah Jawa Timur.
Penandatangan kerjasama untuk pengembangan dunia pendidikan berupa konsultasi dan riset bersama antara PT INKA(Persero) dengan Kemenristekdikti, BPPT, perguruan tinggi (ITB, ITS, UNS, dan UGM).
Dan yang terkahir, penandatanganan kerjasama untuk pengelolaan investasi yang baik berupa konsultasi dan pendampingan pembangunan workshop PT INKA di Banyuwangi antara PT INKA (Persero) dengan BPKP Perwakilan Jawa Timur. (rbp)