Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sandal, Tas dan Jaket Antre di Kantor Disdukcapil Denpasar, Pemiliknya Duduk-duduk dan Tiduran

Di pagi buta itu sudah ada 131 warga yang mengantre. Mereka membiarkan sandal, tas, jaket, sepatu untuk mengantre.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Sandal, Tas dan Jaket Antre di Kantor Disdukcapil Denpasar, Pemiliknya Duduk-duduk dan Tiduran
Istimewa
Warga yang sedang mengurus administrasi seperti kartu identitas anak (KIA) menggunakan sandal, sepatu, sandal dan kertas untuk mengantre agar tak diserobot. 

"Itu kan inisiatif masyarakat sendiri. Kami tetap bukanya jam delapan," kata Lely.

Selain itu, untuk mengurangi jumlah antrean warga di Disdukcapil, mulai hari ini, Kamis (18/1/2018) akan dilakukan uji coba pelayanan pembuatan KIA akan dilakukan di masing-masing kecamatan.

Akan tetapi, uji coba tersebut hanya dilakukan di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Timur, dan Denpasar Selatan.

Sementara untuk Denpasar Utara akan dilaksanakan di Disdukcapil karena jaraknya dekat.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdukcapil Denpasar, AA Istri Agung, banyaknya antrean di Disdukcapil dikarenakan kebanyakan warga yang datang untuk mengurus KIA.

Baca: Darsini Curi Uang dan Perhiasan Majikan, Rp 15 Juta dan Kalung Emas Diserahkan kepada Sang Pacar

"Kita kemarin ribet di sini gara-gara KIA. Begitu besarnya animo masyarakat dalam membuat KIA, maka kita ambil sikap untuk bawa ke kecamatan. Kemarin dari 400 orang yang antre, 275 itu untuk buat KIA," kata Agung Istri ketika ditemui di ruangannya Rabu pagi.

Berita Rekomendasi

Dari sisa 1.200 keping blangko, pihaknya telah mendrop sebanyak 300 untuk setiap kecamatan.

Sisanya akan digunakan di Disdukcapil.

Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan blangko, pihaknya juga telah memesan 10 ribu keping dan sudah datang kemarin.

Persiapan untuk pelayanan KIA juga telah dilakukan sejak satu minggu lalu dengan penyetingan jaringan, dan sekarang telah siap.

Penerima KIA yang pelayanannya di lakukan di kecamatan, saat ini hanya ditujukan kepada siswa kelas 6 SD dan kelas 3 SMP.

Hal ini karena keterbatasan blangko.

Selain itu, karena pihaknya menganggap bahwa siswa kelas 6 akan melanjutkan ke SMP dan kelas 3 SMP naik ke SMA.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas