Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebelum Roboh, Retakan Tembok Pagar Keraton Solo Sudah Terlihat Sejak 15 Tahun Lalu

Tembok salah satu pembatas gedung Ndalem Prabuwinatan Keraton Surakarta Hadiningrat tiba-tiba roboh, Senin (15/1/2018) malam.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Sebelum Roboh, Retakan Tembok Pagar Keraton Solo Sudah Terlihat Sejak 15 Tahun Lalu
Tribun Jateng/Akbar Hari Murti
Perwakilan BPCB Jateng mengecek tembok Keraton Surakarta yang roboh, Selasa (16/1/2018). TRIBUN JATENG/AKBAR HARI MUKTI 

"Dari hasil pengamatan, faktor usia dan faktor cuaca sangat mempengaruhi ambruknya tembok. Selain itu juga ada desakan dari akar pohon yang berada di sisi dalam tembok Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini," jelasnya.

Maka sebagai langkah lanjut, Susanto mengatakan pihaknya akan mengirimkan rekomendasi kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Solo mengenai tindakan yang harus diambil guna menyelamatkan tembok yang tersisa.

Tembok Keraton Solo Roboh_1
Perwakilan BPCB Jateng mengecek tembok Keraton Surakarta yang roboh, Selasa (16/1/2018). TRIBUN JATENG/AKBAR HARI MUKTI

"Hal ini menjadi kekhawatiran kami dan masyarakat Solo. Kalau ambruk lagi bagaimana, maka kami segera berikan rekomendasi kepada PUPR untuk bisa mengambil upaya penyelamatan. Tapi nanti penanganannya seperti apa di PUPR kami belum tahu pasti," ujar Susanto.

Butuh Dua Hari
Di sisi lain, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) sudah mengecek kondisi tembok Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang roboh.

Mereka memastikan, pihaknya membutuhkan waktu antara satu hingga dua hari untuk melakukan kajian secara berkala pascarobohnya tembok tersebut.

Pengkaji cagar budaya BPCB Jateng Wahyu Broto Raharjo menuturkan, waktu tersebut diperlukan karena memang tidak sembarangan untuk mengembalikan bangunan apalagi bangunan yang masuk dalam kategori Bangunan Cagar Budaya (BCB) seperti semula.

Baca: Sandal, Tas dan Jaket Antre di Kantor Disdukcapil Denpasar, Pemiliknya Duduk-duduk dan Tiduran

Berita Rekomendasi

"Kami akan lakukan kajian dengan tim, terkait proses pembangunan kembali seperti apa. Karena ini masuk benda cagar budaya," ungkap dia.

Wahyu menilai, karena tembok Keraton ini termasuk BCB, maka penanganannya harus lewat kajian mendalam.

"Karena masih ada sisa puing di tembok itu. sehingga sisa puing-puingnya, seperti batu batanya menurut kami tetap harus digunakan," paparnya.

Sementara, untuk menanggulangi tebok lainnya agar tidak ikut roboh termakan usia, Wahyu mengatakan pihaknya akan meminta ruas jalan di depan tembok Keraron ini ditutup sehingga menjadi steril dari kendaraan yang melintas.

Ia menjelaskan, kendaraan apalagi kendaraan beroda empat yang melintas di jalan tersebut akan mengakibatkan getaran yang dapat merobohkan sisa tembok yang masih berdiri tegak.

"Terkena getaran saja, sisa tembok itu bisa ambruk. Makanya kami imbau secara tegas kawasan ini jangan dilintasi kendaraan apapun dahulu," papar Wahyu.

Wahyu juga memastikan, sisa tembok yang roboh tetap akan dirobohkan dan dikembalikan seperti semula. (tribunjateng/cetak/ahm)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas