Tak Ada Santri yang Melihat KH Umar Basri Saat Dianiaya, Ini Sebabnya
Kejadian penganiayaan yang menimpa ulama sekaligus pengurus Pondok Pesantren Al Hidayah, KH Umar Basri
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kejadian penganiayaan yang menimpa ulama sekaligus pengurus Pondok Pesantren Al Hidayah, KH Umar Basri, terjadi seusai korban melaksanakan salat Subuh berjamaah.
Bukan hanya pelaku dan korban yang mengikuti salat subuh berjamaah, tetapi juga banyak santri yang juga mondok di Pesantren Al Hidayah.
Baca: Usai Imami Salat Subuh, Kiai Pimpinan Pesantren Al Hidayah Diitemukan Bersimbah Darah Dianiaya
Namun, kenapa tidak ada yang menyaksikan atau mengetahui terjadinya penganiayaan terhadap sang kiai?
Rupanya sudah kebiasaan para santri setelah melaksanakan salat Subuh berjamaah, mereka akan bergegas menuju madrasah untuk melakukan pengajian ba'da (seusai) Subuh.
"Jadi biasanyai setelah salat Subuh itu witir dulu kemudian segera ke kobong atau madrasah tempat mengaji," ujar Iwan Ismail (35), santri sekaligus saksi pelapor kejadian penganiayaan tersebut, ketika ditemui Tribun Jabar di lokasi kejadian, Kampung Santiong, Desa Cicalengka Kulon, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Baca: Rian Habisi Erik Setelah Naik Motor Berboncengan
Masjid pun, menurut Iwan Ismail memang biasa dimatikan lampunya setelah salat Subuh, kemudian KH Umar Basri biasanya akan menyusul para santri ke kobong untuk mengajar mengaji.
Hanya saja, ketika itu, Iwan Ismail mengungkapkan, meski tersisa korban dan pelaku berdua di dalam masjid, KH Umar Basri meminta santrinya yang terakhir memasuki masjid untuk mematikan lampu.
Setelah para santri berada di madrasah, pelaku melancarkan aksinya menganiaya korban sehingga tidak ada saksi.
Kejadian penganiayaan yang menimpa pengurus Pondok Pesantren Al Hidayah, KH Umar Basri, terjadi pagi tadi, sekira pukul 05.30 WIB.
Korban ditemukan tergeletak bersimbah darah di dalam mesjid oleh salah satu santrinya, sementara pelaku telah melarikan diri.