PBNU Kecam Penganiayaan Ulama KH Umar Basri
Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk keras tindakan penganiayaan kepada ulama, tokoh NU, dan pengasuh Pondok Pesantren
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG- Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk keras tindakan penganiayaan kepada ulama, tokoh NU, dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Cicalengka Bandung, KH. Umar Basri.
Dari pantauan Tribun Jabar, Sekjen PBNU tersebut hanya sekira puluhan menit berada di dalam ruangan tempat KH Umar Basri di rawat. Tepatnya di lantai tiga.
Sekjen PBNU, A. Helmy Faishal Zaini, mengatakan mewakili dari PBNU mengutuk dan mengecam atas terjadinya peristiwa penganiayaan yang mengatasnamakan apapun tersebut.
"PBNU mengutuk, mengecam segala tindak tanduk kekerasan atas nama apapun terhadap orang perorang, kelompok atau masyarakat," ujar Helmy, saat diwawancarai Tribun Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Ruko Metro No.644, Manjahlega, Rancasari, Kota Bandung, Senin (29/1/2018), malam.
Helmy menuturkan yang menjadi korban kekerasan tersebut diketahui merupakan seorang kiai pondok pesantren yang sama sekali tidak pernah berkaitan dengan politik apapun.
"Hari ini menjadi korban adalah KH. Umar Basri pengasuh pondok pesantren Al hidayah. Kami ketahui beliau itu kiai yang sama sekali tidak bersinggungan dengan politik apapun."
"Kiai salaf, kiai pesantren murni. Beliau ini tidak mempunyai musuh politik, tidak mempunyai persaingan apapun," kata dia.
Helmy berharap, kepada pihak Kepolisian tentunya agar bisa memberikan rasa aman kepada masyarakat dan warganya.
Terlebih dengan kejadian seperti ini seorang tokoh ulama bisa mendapatkan perlakuan seperti itu.
"Kan pertanyaannya bisa dibalik bagaimana pada warga biasa. Kami sesalkan peristiwa ini terjadi. Mudah-mudahan kedepan ini menjadi pelajaran yang sangat berharga sekali," ujarnya.
Sementara itu, semustinya pihak Kepolisian, kata dia, bisa mengantisipasi apabila terdapat gelagat orang-orang yang tidak waras untuk bisa dipantau.
Kalau pembiaran tersebut terjadi bisa melakukan apa saja yang tidak diinginkan.
"Bisa kepada anak-anak dan siapapun. Ini harus ada pencegahan kalau ada gejala orang-orang yang tidak beres segera diawasi sehingga tidak menimbulkan korban," katanya.