Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Istri Pejabat Tewas di Tangan Perampok, Sempat Melawan hingga Nadinya Putus

Kasus tewasnya istri pejabat Pamekasan di depan kamar mandi rumahnya mulai sedikit menemui titik terang.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Istri Pejabat Tewas di Tangan Perampok, Sempat Melawan hingga Nadinya Putus
Istimewa
Korban Sri Banowati Ningsih, semasa hidup bersama suaminya pejabat Dinas Perhubungan Pamekasan. 

TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN – Kasus tewasnya istri pejabat Pamekasan di depan kamar mandi rumahnya mulai sedikit menemui titik terang. Terutama terkait penyebab dia meninggal secara tragis.

Sri Banowati Ningsih (54), istri Kepala Bidang Pengadaan dan Prasarana Dinas Perhubungan Pamekasan Mulyadi tersebut, tidak hanya menjadi korban pembunuhan sadis.

Dia juga diduga menjadi korban perampokan, setelah rumahnya di Kelurahan Lawangan Daja, RT 07 RW 03, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan disatroni komplotan perampok.

Saat ditemukan, kondisi korban dalam posisi tengkurap bersimbah darah di depan kamar mandi rumahnya.

Selain pemilik rumah tewas dibunuh, kawanan perampok juga menggondol sejumlah perhiasan emas, seperti cincin dan dua gelang yang dipakai korban.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, ketika pelaku beraksi, korban melakukan perlawanan. Ini terlihat dari adanya bekas jambakan rambut yang menempel di tembok.

Di tubuh korban, juga terdapat luka sabetan senjata tajam yang menganga cukup dalam dan memutus urat nadi.

Berita Rekomendasi

Baca: Besok Supermoon Melintasi Indonesia, Waspadai Air Pasang, Potensi Longsor dan Banjir

Di dahi korban juga ada luka bekas bacokan senjata tajam. Kedua kelopak matanya menghitam dan lebam, seperti bekas hantaman benda tumpul.

Begitu juga di kaki kanan ada luka, termasuk di pergelangan tangan dan di jari telunjuknya, terdapat bekas goresan cincin yang ditarik paksa.

Dugaan sementara, pelaku ini sudah tahu seluk beluk rumah korban dan kondisi lingkungan sekitar.

Sebab selama ini korban hanya tinggal bertiga dengan suaminya Mulyadi dan Tio, anak lelaki satu-satunya.

Pelaku masuk rumah dengan memanfaatkan situasi, di saat suami dan anaknya tidak di rumah.

Dari beberapa sumber yang dihimpun, pelaku masuk rumah lewat belakang, memanjat pohon dan melompat tembok setinggi 3 meter.

Sebab di depan rumah korban, terdapat aktivitas tukang bangunan yang bekerja. Sehingga kalau lewat pintu pagar depan, ketahuan.

Tetapi jika pelaku masuk rumah lewat belakang juga janggal, karena tidak mungkin melompat tembok setinggi 3 meter dan kabur lagi melalui tembok belakang.

Baca: Kunjungan Bersejarah Presiden Jokowi ke Afghanistan Meski Negara Itu Dihantui Bom dan Kontak Tembak

Bisa jadi kabur lewat pintu depan, karena saat suaminya datang, pintu rumah sebelah selatan tidak terkunci dengan posisi sedikit menganga.

Dari hasil olah TKP, korban sudah meninggal antara 3 sampai 4 jam sebelum suaminya datang.

Sebab dari bau amis darah yang meluber di lantai dan kondisi darahnya yang sudah tidak segar lagi. Artinya sepertinya mulai mengental.

Namun hingga saat ini aparat Polres Pamekasan yang menangani kasus ini belum bisa memastikan dan menemukan gambaran pelaku pembunuhan itu.

Karena masih mengumpulkan berbagai keterangan, seperti tukang bangunan, tetangga dan ketua RT setempat.

Hingga pukul 23.30, suami korban masih dimintai keterangan di Polres Pamekasan.

Baca: Pengakuan Dewi Soekarno: Pernah Dilamar 2 Juta Orang Kaya Amerika Sebelum Akhirnya Dinikahi Soekarno

Kapolsek Pademawu AKP Sudarisman, Selasa (30/1/2018) yang dimintai konfirmasinya mengatakan, saat ini pihaknya masih mengumpulkan keterangan dan belum bisa menjelaskan, penyebab kematian korban, karena menunggu hasil autopsi korban.

Sedang Tio, anak korban kepada Tribunjatim.com, mengatakan tidak menyangka ibunya akan meninggal secara tragis dirampok dan dibunuh.

Ia berharap pelaku pembunuh ibunya ini cepat terungkap dan ditangkap, serta mendapat hukuman yang setimpal.

Sebelum kejadian ibunya sedang mencuci dan menjemur pakaian di belakang rumahnya, sehingga pintu samping rumahnya dibiarkan terbuka.

Di dapur, ibunya sedang masak sayur untuk ayahnya yang belum sempat digodok.

"Jika mama tidak mencuci, biasanya pintu samping belakang ditutup. Tapi waktu kejadian, pintu samping dibuka, karena mama sedang mencuci pakaian. Sedang pintu depan ditutup," kata Tio, yang mengaku dua gelang dan cincin yang dipakai ibunya tidak ada.

Menurut Tio, pagi hari sebelum kejadian, ia mempunyai firasat buruk. Kedua pipinya panas seperti diserang penyakit gatal-gatal.

Tapi ketika diraba dan digaruk, tidak ada tanda-tanda kalau kulitnya diserang penyakit gatal-gatal.

Baru dua jam kemudian, rasa panas di kedua pipinya itu reda dan hilang dengan sendirinya.

Tio tidak tahu kalau ibunya meninggal akibat dibunuh. Saat ia masih di tempat kerjanya di Sampang, ia dihubungi ayahnya agar cepat pulang, karena ibunya sakit keras.

Namun menjelang rumah ia kaget, karena sudah banyak orang dan ternyata ibunya sudah meninggal.

Seperti diberitakan, Sri Banowati Ningsih, istri pejabat Dinas Perhubungan Pamekasan, ditemukan meninggal secara tak wajar dengan kondisi tubuh bersimbah darah, di depan kamar mandi rumahnya, Senin (29/1/2018), sekitar pukul 14.30 WIB. (Surya/Muchsin Rasjid)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas