TGB dan Ketum MDHW Bertukar Pandangan Bahas Masalah Kebangsaan
TBG bertandang (sowan) ke KH Musthofa Aqiel Siradj di Ponpes KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW), KH Musthofa Aqiel Siradj, kedatangan tamu istimewa, Jumat (2/2/2018).
Tamu itu adalah Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TBG Muhammad Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB).
TBG bertandang ke KH Musthofa Aqiel Siradj di Ponpes KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat.
Pertemuan dua tokoh itu terasa istimewa lantaran tidak hanya membahas isu agama, namun meluas hingga ke persoalan kebangsaan.
“Kita saling tukar pandangan, berbicara banyak hal, termasuk persoalan-persoalan bangsa mutakhir,” kata Ketua Umum PB MDHW, KH Musthofa Aqiel Siradj, dalam keterangan yang diterima, Jumat (2/2/2018).
KH Musthofa Aqiel menuturkan bahwa salah satu persoalan bangsa yang dibahas adalah terkait angka kemiskinan di Indonesia yang mayoritas didominasi kelompok Muslim.
Sebagai tokoh Muslim sekaligus Gubernur NTB dua periode yang dinilai sukses melakukan sejumlah terobosan dalam menekan angka kemiskinan, TGB diharapkan mau menularkan pengalamanya itu ke daerah lain.
“Kami ingin pengalaman beliau (TBG-red) dalam mengentaskan kemiskinan di NTB ditularkan ke daerah-daerah lain. Persoalan kemiskinan ini penting dan menjadi salah satu konsen gerakan MDHW melalui pilar pemberdayaan ekonomi umat,” jelas KH Musthofa Aqiel Siradj.
Secara terpisah, silaturrahim dua tokoh Muslim itu juga mendapat apresiasi dari Sekretaris Jenderal PB MDHW, Hery Haryanto Azumi.
Menurutnya, sinergi antar-semua elemen bangsa perlu terus dilakukan guna mencari solusi atas berbagai persoalan bangsa.
“Saya sangat menyambut baik kunjungan Tuan Guru Bajang. Kami siap bersinergi. Sinergi menurut saya adalah kata kunci kita dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa,” tutur Hery Haryanto Azumi di Jakarta, di sela silahturrahim dengan Habib Sholeh, Jumat (2/2/2018).
Hery yang juga Wasekjen PBNU itu mengatakan bahwa dalam membangun sebuah ‘Orde Nasional’ atau tatanan nasional, dibutuhkan sinergi atas berbagai pihak.
“Saya kira ke depan sinergi antar-segenap elemen bangsa harus terus ditingkatkan. Inilah kunci penting dalam membangun bangsa. Sebagai organisasi yang lahir atas semangat cinta tanah air, MDHW punya tugas menjembatani segala kebuntuhan komunikasi antar-elemen bangsa,” terangnya.