Mengintip Kehidupan Pengemis di Bali: Hasilkan Rp 9 Juta Per Bulan, Setara Gaji Asisten Manajer
Mengemis ternyata menjadi pekerjaan rutin yang dinikmati bagi sejumlah orang, bukan lagi keterpaksaan akibat tekanan ekonomi yang berat.
Editor: Dewi Agustina
Saat Tribun Bali mengunjungi rumah kos mereka sehari kemudian, tampak dua anak kecil berpakaian lusuh berjalan menuju warung makanan di sebelah kos tersebut.
Usai membeli makanan ringan, mereka kembali menuju kamar kos masing-masing.
Kos sederhana itu cuma beratapkan asbes.
"Iya di sini warga Munti tinggal. Sudah lama mereka kos di sini. Setiap hari ya tidur di sini," kata tuan rumah kos itu kepada Tribun Bali.
Terdapat banyak kamar di tempat kos itu. Namun, saat ini sudah terisi penuh.
"Hampir semua penghuninya warga Karangasem. Ada yang pedagang buah, ada yang pedagang di Kuta," ucap si tuan rumah.
Sewa satu kamar kos sederhana itu sebesar Rp 350 ribu per bulan.
Di Ubud, menurut seorang tenaga sekuriti di salah-satu restoran sebelah Puri Ubud, para pengemis yang berkeliaran di sana sepertinya tak pernah jera meski bolak-balik diciduk petugas Satpol PP.
"Saat ini mereka pilih tempat di ujung jalan yang ramai. Sebab, kalau di kawasan padat wisatawan, mereka pasti sudah digerebek. Di sini memang harus tegas terhadap pengemis. Kalau gak begitu, mereka bisa menjadi-jadi," kata petugas sekuriti yang mengaku kenal baik dengan anggota Satpol PP Gianyar itu.
Baca: Kronologis Meninggalnya Pria dan Wanita dalam Mobil di Kawasan Kawah Sikidang Dieng
banyak tempat lain.
Setelah digerebek dan dipulangkan ke daerah asalnya, biasanya para pengemis itu akan datang kembali dengan menyewa mobil angkot dari Karangasem ke Ubud.
Nyoman Sari, seorang perempuan pengemis di Ubud, mengaku bersama rekan-rekannya pulang ke kampung halaman di Munti Gunung dengan menumpang transportasi umum jurusan Ubud-Pasar Gianyar.
Dari Pasar Gianyar, mereka melanjutkan naik angkutan umum yang lain menuju ke Karangasem.
"Saya numpang bemo. Bayar bemo bisa habis Rp 50 ribu," katanya.
"Mereka biasanya sewa mobil, yang berisi rombongan sesama pengemis. Saya curiga, kayaknya mereka bawa ponsel untuk komunikasi satu sama lain saat beroperasi," kata petugas sekuriti itu. (win/ful/weg)