Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aufa Hanya Menatap Pilu, Kampungnya Kini Lenyap Dari Peta Gara-gara Penambangan

Kini semua tinggal kenangan. Sekarang Sungai Ogan sudah masuk daerah perkampungan penduduk.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Aufa Hanya Menatap Pilu, Kampungnya Kini Lenyap Dari Peta Gara-gara Penambangan
Rumah warga di Desa Tanjung Serian Kecamatan Ranjung Raja Kabupaten Ogan Ilir, Kamis malam seketika roboh tanpa sebab, diduga robohnya beberapa rumah warga itu akibat tergerus penambangan pasir ilegal. (SRIPOKU.COM/BERI SUPRIYADI) 

Pentauan Tim Sripo di sejumlah daerah, sudah banyak rumah-rumah warga yang hilang. Jalan-jalan lenyap dari peta desa karena terjadi abrasi (pengikisan) di daerah bantaran sungai.

Seperti terjadi di Sungai Ogan yang mengakibatkan puluhan rumah sepanjang DAS (Daerah Aliran Sungai) tergerus. Rumah dan bangunan fasilitas umum ini terpaksa dipindah karena nyaris jatuh ke Sungai.

Penyumbang abrasi terbesar adalah akibat ulah manusia yang melakukan Pengambilan batu koral dalam intensitas yang cukup tinggi dan tidak diikuti reklamasi.

Sudah belasan tahun bahkan puluhan tahun terjadi penambangan dengan mengeruk sebanyak-banyaknya batu koral/pasir menggunakan alat berat yang langsung diturunkan ke Sungai Ogan.

Puluhan rumah dan bangunan fasilitas umum termasuk masjid harus dipindahkan ketempat yang aman.

Pemerintah juga terpaksa membangun talud di beberapa titik jalan yang longsor dengan mengeluarkan dana miliaran rupiah untuk pembangunan 1 talud saja, dan banyak talud dan beronjong yang harus dibangun untuk menahan abrasi.

Di Kecamatan Semidangaji hingga perbatasan Kabupaten Muaraenim saja dalam tahun 2017 lalu, pemerintah sudah membangun 3 talud di jalur lintas Sumatera.

Berita Rekomendasi

"Sayangnya meskipun sudah terlihat dampak kerusakan alam yang luar biasa akibat penambangan liar. Namun banyak yang masih belum bisa menangkap sinyal dari sang pencipta," kata Sardi, warga setempat.

Menurutnya, masih saja ada beberapa oknum warga atau bahkan perangkat desanya yang berusaha dengan berbagai cara untuk menambang batu koral di sungai.

Pengikisan oleh arus sungai yang destruktif ini menyebabkan berkurangnnya daerah pinggir Sungai Ogan mulai dari yang paling dekat dengan air sungai.

Jika dibiarkan, abrasi akan terus menggerogoti bagian pinggir sungai hingga air Sungai Ogan akan menggenangi daerah-daerah yang dahulunya dijadikan tempat bermain termasuk pemukiman penduduk disekitar Sungai Ogan.

Ini bukan isapan jempol belaka sebab fenomena yang demikian sudah tampak di kawasan DAS di wilayah beberapa desa dalam Kabupaten OKU.
Di Kecamatan Semidangaji adalah salah contoh kongkrit kerusakan alam akibat penambangan batu koral yang dikelola secara tidak arif.

Diawali di Desa Tubohan, akibat abrasi telah mengikis sedikitnya 1 Km bantaran sungai. Selain itu, dua baris rumah yang jumlahnya mencapai puluhan unit terpaksa dipindahkan karena tergerus abrasi. (Leni Juwita)

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas