Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepsek Astri Pernah Lihat Ponsel Murid Anak Penganiayanya, Isinya Film Porno

Kepala SMP 4 Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow, Astri Tampi (57), dapat perawatan di RSUP Prof Kandou Manado

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kepsek Astri Pernah Lihat Ponsel Murid Anak Penganiayanya, Isinya Film Porno
facebook
Kepsek Astri Tampi saat melapor ke polisi 

TRIBUNNEWS.COM, MANADO -- Kepala SMP 4 Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow, Astri Tampi (57), dapat perawatan di RSUP Prof Kandou Manado, Kamis (14/2/2018).

Ibu Kepsek menjalani operasi pengangkatan pecahan kaca di kedua tangan, computerized tomography (TC) scan di kepala, perawatan hidung dan beberapa bagian tubuh yang cidera.

Warga Desa Labuan Uki, Kecamatan Lolak ini adalah korban amukan orangtua siswi.

Sehari sebelumnya, Kepsek nahas ini dipukul pakai kaca di meja ruang kerjanya oleh Delmart Pokarila (41), ayah dari seorang siswinya.

Peristiwa berawal dari beredarnya isu keberadaan alat tes kehamilan di kalangan siswa SMP 4 Lolak.

Astri mencoba menelusuri isu itu.

Baca: Jurus Maut Julianto Tio yang Bikin Veronica Tan Klepek-klepek Lalu Khianati Cinta Ahok

BERITA TERKAIT

"Saya cari tahu siapa yang menyebarkan isu alat tes kehamilan di sekolah. Semua (siswi) datang kecuali Putri (anak tersangka). Kemudian saya tanyakan (ke Putri) kenapa tidak datang. Ia katakan sudah lapor ayahnya. Saya lantas panggil ayahnya untuk cek kebenaran itu," kata Kepsek yang ditemui Tribun Manado di RSUP Prof Kandou.

Beber Astri, Seke, panggilan tersangka, memenuhi panggilan.

Percakapan keduanya terjadi di ruang kerja Kepsek. "Saya katakan padanya, siswa lain yang sudah memenuhi panggilan telah membuat surat pernyataan, sedang Putri belum membuat surat karena tidak memenuhi panggilan," kata dia.

Sebut dia, tersangka pun emosi karena berasumsi sang anak juga akan disuruh buat surat panggilan. Seke mengancam lantas menendang meja kaca di depannya.

"Meja itu kemudian dipukulkan pada saya. Saya jatuh, ia kemudian kembali memukuli saya dengan kaki meja. Saya kira saya akan mati, karena ia membabi buta menghantam saya. Mungkin kalau tidak dilerai guru lainnya, saya sudah mati," kata Astri.

Ia membeber, mengalami luka pada bagian hidung, kepala, punggung, serta kedua tangan. Kepalanya terus berdenyut-denyut, sementara hidungnya terasa perih. "Mungkin hidung saya patah," katanya.

Dibawa ke RSUP Kandou, Selasa malam, Rabu paginya ia menjalani CT scan. Hingga kemarin, ia masih bertanya-tanya mengapa tersangka bisa segalak itu. "Sebuah hal kecil. Saya pun tidak salah karena hanya menjalankan fungsi mendidik, tapi saya sepertinya mau dibunuh," kata dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas