Panggung Taran Erotis di Acara Klub Motor, Panitia Diperiksa Polisi
Namun, aparat keamanan tidak menduga dalam kegiatan itu disajikan tarian erotis. Polisi menilai panitia telah menyalahgunakan izin kegiatan.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Tiga perempuan dengan pakaian seksi terlihat menari di atas panggung. Sementara di depannya ada ratusan orang laki-laki yang tengah menyaksikan tarian itu.
Banyak di antara mereka yang merekam tarian panas tersebut. Selain sajian tarian, ada pula dua penyanyi dengan pakaian minim. Foto-foto itu kemudian menyebar luas.
Menurut salah satu sumber dari kalangan entertainer di Tulungagung, tarian panas itu diadakan sebuah klub motor. Acara itu digelar pada Sabtu (24/2/2018).
Baca: Pengakuan Seorang PSK di Manado
Namun, sulit untuk mendapat konfirmasi dari pihak klub maupun panitia.
Kasubag Humas Polres Tulungagung, Iptu Sumaji membenarkan, foto tarian panas itu di acara klub motor. Akibatnya kegiatan itu berbuntut panjang.
“Kegiatannya sempat dihentikan oleh polisi, karena dinilai menyalahi aturan,” terang Sumaji, saat dihubungi Minggu (25/2/2018).
Sumaji memaparkan, sebenarnya panitia sudah mengajukan izin kegiatan. Namun, aparat keamanan tidak menduga dalam kegiatan itu disajikan tari erotis. Polisi menilai panitia telah menyalahgunakan izin kegiatan.
Polisi dari Polsek Kadungwaru kemudian meminta penjelasan dari dua orang panitia.
Mereka adalah SD asal Rejotangan dan YG asal Sumbergempol. Sumaji menduga, kasus ini akan berlanjut.
“Saat ini Polsek Kedungwaru tengah berencana melimpahkan kasusnya ke Polres Tulungagung,” ujar Sumaji.
Namun, sejauh ini polisi belum menetapkan status SD dan YG. Keduanya masih sebatas saksi. Namun tidak menutup kemungkinan, akan ada tersangka jika terbukti ada pelanggaran hukum.
Kasus tarian erotis di muka umum tidak hanya kali ini saja terjadi. Sebelumnya sebuah klub motor pernah mengadakan kegiatan di halaman GOR Lembu Peteng Tulungagung. Di tengah acara panitia menyajikan tarian erotis kepada pengunjung.
Polisi pun bergerak cepat dengan melakukan penyelidikan. Panitia kegiatan ini sempat menjalani proses hukum. Mereka dianggap mempertontonkan porno aksi di depan umum.