2 Grup Medsos Kencan Sesama Jenis Terbongkar di Surabaya, Polisi Ungkap Dugaan Faktornya
Dua dari sembilan kasus human trafficking atau perdagangan manusia yang dibongkar Unit PPA Polrestabes merupakan layanan sesama jenis.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Dua dari sembilan kasus human trafficking atau perdagangan manusia yang dibongkar Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes merupakan layanan sesama jenis.
Kapolrestaebes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan mengaku prihatin ramainya human trafficking.
Hal ini dia ungkapkannya karena baru-baru ini polisi banyak mengungkap human trasfficking
"Keprihatinan kita dari sembilan itu lima perkara terkait seks menyimpang yaitu threesome," ujar Kombes Pol Rudi Setiawan di Polrestabes Surabaya, Rabu (28/2/2018).
Tak hanya menggrebek pasangan yang sedang melayani pria hidung belang, polisi bongkar layanan pasangan sesama jenis.
Selain itu, polisi juga berhasil mengamankan pasangan di luar nikah, Unit PPA Polrestabes Surabaya mengamankan pasangan threesome atau layanan bertiga orang.
Namun, pada bulan Februari 2018 polisi mengamankan pasangan layanan perdagangan orang sesama jenis.
"Menarik lagi dua perkara kita tangani sesama jenis khususnya laki-laki," ujar Rudi Setiawan.
Polisi mengatakan pihaknya masih mendalami faktor dari fenomena tindak pidana perdagangan orang (TPPO) tersebut.
"Penyebabnya kita dalami nanti mungkin ahli perilaku manusi, fenomena apa. Hasil peneriksaan yang mendorong kenapa melakukan perbuatan itu adanya fantasi seks, yang menyimpang. Selain itu faktor ekonomi karna mereka mendapat bayaran," ujar mantan Direskrimsus Polda Sumsel itu.
Analisa polisi maraknya grup yang memanfaatkan layanan tersebut kepada anggota yang berperilaku sama.
Parahnya kasus tindak pidana perdagangan orang ini dilakukan tidak lagi berpasangan melainkan lebih dari satu pasang yaitu threesome.
Selain itu, polisi kembali membongkar kasus three some yang juga dilakukan oleh sesama jenis.
"Begitu banyak grup yang memanfaatkan medsos semacam facebook yang beranggotakan orang-orang mempunyai perilaku sama, fantasi seks dan menyediakan layanan seks. Pengungkapan ini bisa menjadi entry point," tambah Rudi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.