Temukan Arca di Ladang Jagung, Ini Mimpi Surani di Malam Sebelum Penemuan
Surani dan istrinya, Sukinah (58) memang tinggal di tengah hutan untuk memanen kebun jagungnya.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG – Sebuah arca setinggi sekitar 50 sentimeter diletakkan di depan gubuk milik Surani (64) di tengah hutan Dusun Kuning, Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggunggunung.
Lokasinya sangat jauh di tengah perkebunan jagung, yang dulunya adalah kawasan hutan.
Arca ini ditemukan Surani, Kamis (22/2/2018).
Surani dan istrinya, Sukinah (58) memang tinggal di tengah hutan untuk memanen kebun jagungnya.
Surani berkisah, malam sebelum penemuan dirinya bermimpi ditemui sosok laki-laki tampan.
Baca: Metha Memecat PRT-nya Dengan Cara Halus, Namun Harus Dibalas dengan Nyawa
Laki-laki itu izin untuk ikut menumpang dengannya.
“Dalam mimpi itu saya sempat tanya rumahnya mana. Terus ditunjukkan ke arah puncak bukit,” tutur Surani.
Puncak bukit itu selama ini biasa digunakan para petani untuk beristirahat.
Masih menurut Surani, bagi orang Jawa mimpi itu dianggap sebagai isyarat adanya benda pusaka.
Keesokan harinya laki-laki asal Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung ini mencari ke puncak bukit yang dimaksud.
Namun hingga menjelang sore, Surani tidak menemukan apa-apa.
Karena kelelahan Surani beristirahat di atas puncak bukit.
Saat itulah Surani melihat sebuah benda yang menyembul di tanah.
“Bentuknya seperti jari kaki, terus saja bongkar pakai tangan. Setelah yakin itu arca, kemudian saya gali dengan cangkul dan linggis,” ujar Surani.
Arca itu kemudian disimpan di dalam gubuk tempatnya tinggal bersama istri.
Selain arca ini, ada tiga lumpang yang ditemukan di tiga lokasi berbeda.
Namun jaraknya hanya beberapa puluh meter dari penemuan arca ini.
Hingga saat ini belum diketahui jenis arca ini.
Butuh upaya ekstra untuk bisa mencapai lokasi penemuan arca.
Letaknya sangat jauh dan hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor jantan, atau motor yang sudah dimodifikasi layaknya trail.
Butuh sekitar 30 menit dari dusun terdekat, dengan medan pegunungan yang terjal dan berdebu.
Kondisi jalan bertambah buruk jika selepas hujan turun.
Sepanjang perjalanan hanya ada kebun jagung, kebun pisang, sesekali jalan tikus yang berbatasan dengan jurang.
"Saya pastikan (arcanya) aman, sampai nanti petugas yang berkepentingan datang," pungkas Surani.
Sementara itu, figur yang digambarkan lewat arca yang ditemukan Surani (64), petani di di Dusun Kuning, Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggunggunung masih belum bisa dipastikan.
Salah satu kendala kesulitan identifikasi, karena bagian muka arca ini hilang.
Awalnya warga mengira arca ini sosok Ganesha.
Kemudian muncul dugaan sebagai sosok Agastya.
Pengelola Museum Wajakensis Tulungagung, Hariyadi mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan foto-foto arca itu.
“Awalnya saya juga mengira itu arca Agastya. Tapi ternyata salah,” ujar Hariyadi.
Dari hasil konsultasi yang dilakukan Hariyadi dengan beberapa arkeolog, arca itu diduga sosok Nandiswara.
Nandiswara dianggap sebagai emanasi atau pancaran Dewa Siwa.
Arca Nandiswara biasa diletakkan di pintu masuk candi sebelah kanan.
Sedangkan di sisi kiri berupa arca Mahakala.
“Nandiswara ini sosok penjaga pintu candi. Sepertinya memang sosok ini lebih tepat, bukan Agastya,” tambah Hariyadi.
Lanjutnya, jika benar arca itu sosok Nandiswara, naka kemungkinan di lokasi itu ada bangunan candi.
Apalagi di dekat lokasi penemuan arca juga ditemukan lumpang, yang diketahui sebagai pelengkap candi.
Karena itu Hariyadi telah mengajukan permohonan ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, agar lokasi ini diteliti lebih luas.
Selain meneliti temuan arca dan lumpang, lokasi penemuan juga akan diteliti. (David Yohanes)