Bahaya! Kanal Marindal Jadi Tempat Pembuangan Limbah Beracun
Warga yang diwawancarai Tribun serempak menyebut pabrik Alumex atau PT Alfo Citra Abadi yang terindikasi membuang limbah.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Kanal di kawasan Jalan STM, Marindal Medan kini berubah fungsi. Tidak lagi sebagai tempat menampung banjir, tapi kanal yang dinilai sebagai 'proyek gagal' karena sama sekali tak bisa digunakan sejak dibangun itu dijadikan tempat pembuangan limbah diduga oleh sejumlah pabrik.
Dari pantauan Tribun, gorong-gorong yang melintasi pemukiman elite Green Park Jalan STM mengalirkan limbah berbau menyengat tersebut. Cairan pekat berbahaya bercampur buih itu langsung mengalir ke kanal.
Menurut keterangan warga, pembuangan limbah ke kanal ini sudah lama terjadi. Disinyalir, salah satu pabrik di Jalan Pasar III Marindal pelakunya.
Warga yang diwawancarai Tribun serempak menyebut pabrik Alumex atau PT Alfo Citra Abadi yang terindikasi membuang limbah.
"Pihak manajemen komplek sudah pernah melayangkan komplain. Tapi tidak ada tanggapan," kata Reza, sekuriti komplek Green Park, Rabu (14/3/2018).
Baca: Derita Sepsis, Gadis 6 Tahun Ini Tinggalkan Pesan Memilukan Sebelum Meninggal
Ia mengatakan, aktivitas pembuangan limbah terjadi sudah menahun. Kata Reza, selama empat tahun bekerja sebagai sekuriti, selama itu pula diduga sejumlah pabrik membuang limbah ke kanal.
Saat Tribun berada di lokasi, tercium bau deterjen yang menusuk hidung. Air cokelat kehitaman yang tumpah ke kanal banjir menimbulkan buih berbentuk pulau.
"Kalau buang limbah, biasanya malam hari. Kadang pagi-pagi jam enam. Sudah lama ini dek," ungkap Rahman, salah satu pria yang ditemui Tribun di dekat jembatan kanal.
Baca: Rayakan Pi Day, NASA Buat Teka Teki Pi in The Sky
Untuk memastikan darimana aliran limbah ini, Tribun sempat mencari PT Alfo Citra Abadi atau yang lebih dikenal Alumex. Namun, warga di sekitar pabrik persisya di Jalan Pasar III Marendal mengatakan pembuangan limbah dilakukan dari parit.
Tribun sempat mencari parit lokasi pembuangan limbah. Namun, di ujung pabrik terdapat semak belukar. Pabrik yang ditengarai membuang limbah ini cukup luas. Di depan pabrik menjulang pagar tinggi.
Tribun kemudian beranjak ke Jalan Sari kuburan cina yang merupakan wilayah perbatasan Marindal/Patumbak dan Delitua. Di parit kecil dekat kuburan yang di sisinya ada panglong itu mengalir limbah serupa yang ditengarai dari pabrik yang dituding warga.
Jarak dari pabrik ke kanal Marindal ini cukup jauh, yakni antara tiga sampai empat kilometer. Limbah mengalir melintasi sejumlah perkampungan hingga bermuara ke kanal Marindal.
Baca: Tuti Teriak Histeris Saat Digelandang KPK, Sebut Nama Hakim Pemberi Order
Salah satu pria yang keluar dari panglong dekat kuburan cina menyebut pabrik yang sama. Pria yang mengenakan kaos garis-garis abu-abu itu menunjuk pabrik alumunium dimaksud.
"Kamu darimana rupanya? Dari LSM," kata pria tersebut pada Tribun sempari menghisap sebatang rokok kretek. Tribun kemudian memperkenalkan diri. Lalu, pria itu mengatakan sudah capek meributi masalah limbah ini.
"Dari Alumex ini. Udah lama kali lah ini. Idah capek juga diapain ini, tapi tetap mengalir," kata pria tersebut sembari berdiri di dekat parit yang dialiri limbah berbahaya tersebut.
Meski warga serempak menuding pabrik alumunium pelakunya, namun banyak pula pabrik yang ditemukan Tribun beroperasi di Jalan Ladang tak jauh dari kanal. Namun, aliran limbah ini memang berasal dari kawasan Pasar III Marindal tempat pabrik yang dituduhkan warga tersebut.(ray/tribun-medan.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.