Beredar Kabar Warga Cincang dan Makan Anak Harimau Bonita
Sejumlah tokoh masyarakat mendengar sepintas perihal anak harimau yang dijerat atau dikonsumsi sehingga menimbulkan kemarahan bagi induk harimau.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribuntembilahan.com: T. Muhammad Fadhli.
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU – Berbagai cerita pasca penyerangan yang dilakukan harimau di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Inhil terus bergulir.
Bahkan beredar kabar jika penyerangan harimau yang dinamai Bonita tersebut akibat sang anak yang dijerat dan dikonsumsi warga.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa (Kades) Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Inhil, Abu Nawas, mengaku pernah mendengar hal tersebut namun tidak bisa memastikan kebenaran dan tidak tau persis perihal anak harimau itu.
“Kalau kabar memang kayak gitu. Tapi kebenarannya nggak tau kita ni tapi kalau isunya memang kayak gitu. Cuman itu tadi, kebenarannya kita tidak tau. Iya banyak cerita begini begitu, tapi kadang tidak benar kita tidak bisa memastikan,” ujarnya saat dihubungi Tribuntembilahan.com, Rabu (14/3/2018).
Hal senada juga dikatakan oleh Camat Pelangiran, Abdul Pani yang juga dikonfirmasi.
Menurut Abdul Pani, dirinya hanya mendengar sepintas perihal anak harimau yang dijerat atau dikonsumsi sehingga menimbulkan kemarahan bagi induk harimau.
“Itu kurang tau saya ya itu, tak ada pulak dari masyarakat, yang jelasnya memang sudah berkeliaran dia. Ada saya dengar sepintas tapi saya tak tau persis, saya segelintir ada juga tapi secara pastinya tidak ada sampai kesitu belum bisa dipastikan,” jelas Abdul Pani.
Namun mengenai keberadaan harimau di daerah tersebut, ditambahkan Abu Nawas, keberadaannya memang sudah ada dari puluhan tahun silam.
“Sudah lama sejak masih ada hutan. Pernah juga ada kejadian dulu, sudah berapa puluh tahun yang lalu. Iya ada, ada karena dimana ada hutan biasanya ada itu (harimau),” tandasnya.
Untuk diketahui, cerita warga pedalaman di Kampung Danau Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yang memakan anak harimau dua bulan lalu, semakin santer dan sudah beredar di masyarakat Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan.
Pascaserangan harimau di Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) pada Sabtu (10/3/2018) lalu yang menewaskan Yusri Efendi (34) warga Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan, berbagai cerita muncul terkait keberadaan harimau tersebut.
Jika sebelumnya masyarakat membagikan cerita penampakan dan pertemuan dengan Si Raja Hutan di Landscape Kerumutan, cerita kali ini berbeda dan lebih ekstrim.
Berdasarkan pemberitaan Tribun Pekanbaru sebelumnya, suku pedalaman yang tinggal di Kampung Danau Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) pernah menangkap anak harimau.
Harimau yang masih muda itu ditangkap masyarakat pedalaman dan dibunuh.
Bahkan daging Si Belang yang masih belia itu dipotong dan dicincang lalu dimasak layaknya daging yang biasa dikonsumsi warga.
“Kemudian mereka memakannya. Itu suku pedalaman yang dihutan itu. Kalau di pesisir ini ibaratnya suku lautlah. Saya dapat cerita dari orang-orang kampung juga tahu itu,” ungkap seorang tokoh masyarakat Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti, Rusli, Rabu (14/3/2018).
Rusli bercerita, peristiwa anak harimau yang ditangkap, dibunuh, dan dimakan itu sekitar dua bulan lalu tepat setelah Harimau Bonita menerkam dan membunuh karyawan PT Tabungan Haji Indo Plantation (THIP), Jumiati.
Namun tak ada dokumentasi berupa foto maupun video aksi suku pedalaman membantai anak harimau tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.