Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bulog Tidak Tahu Beras Impor Dipakai untuk Pakan Ternak

Sebanyak 20 ribu ton beras asal India dan Thailand telah didatangkan Perum Bulog Sumatera Utara melalui Pelabuhan Belawan.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Bulog Tidak Tahu Beras Impor Dipakai untuk Pakan Ternak
Tribunnews/JEPRIMA
Ilustrasi beras impor Vietnam. 

Diberitakan sebelumnya, beras impor yang disalurkan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Sumatera Utara selain dikonsumsi masyarakat kalangan bawah, ternyata dijadikan sebagai makanan hewan.

Misalnya untuk makanan hewan piaraan seperti anjing, dan ternak babi. Ada juga yang menggunakannya untuk kebutuhan pakan ternak bebek.

Bukala, seorang peternak babi dan anjing di Kota Medan, mengatakan, setiap hari membutuhkan 200 kilogram beras berkualitas rendah dari Bulog untuk pakan ternaknya.




Beras itu mereka campur pakai dedak, dan vitamin penggemuk.

"Dalam sehari kami butuh 200 kilogram beras Bulog untuk 80 ekor babi," ujar Bukala saat berbincang bersama Harian Tribun Medan/Tribun‑Medan.com, Rabu (14/3/2018).

Ia beternak di kawasan Sukodono, perbatasan Sunggal, Kota Medan dengan Kabupaten Deliserdang.

Warga Kota Medan, Boru Harianja, ketika membeli beras di Pasar Sukaramai, Medan, mengatakan ia memilih memberi makanan hewan piaraan anjing miliknya beras Bulog.

BERITA TERKAIT

Alasannya, karena harganya lebih terjangkau, Rp 9.500 per kilogram.

"Kalau untuk makanan hewan (anjing) ini buat apa yang mahal‑mahal. Yang murah aja. Enak kali nanti dia. Kasihkan lah beras Bulog ini," kata Boru Harianja sembari meminta 3 kilogram beras bulog kepada penjual, pekan lalu.

Saban hari, kata Bukala, langganan penjual beras, rutin mengantar beras ke rumahnya.

Beras tersebut kualitas buruk. Sedemikian buruknya, walaupun untuk pakan ternak, mutu beras Bulog tidak dapat langsung dimasak untuk ternak, melainkan harus terlebih dahulu diayak atau disaring.

"Diayak biar bersih. Ada kadang batu kerikil dan debu, jadi diayak dulu," kata Bukala, peternak babi.

Setelah itu, nasi yang sudah dimasak dicampur dengan obat pembesar babi, adapula yang dicampur dedak.

Kemudian, diberikan kepada puluhan hewan ternak babi peliharaannya.

Bahkan, ia juga memberikan makanan itu untuk anjing, piaraan di rumah.

Pada umumnya, peternak membayar orang untuk mencari sisa makanan alias nasi basi di restoran maupun hotel.

Namun Bukala menyatakan, tidak semua peternak babi memakai nasi basi maupun sisa makanan, sehingga harus menggunakan beras dari Bulog. ( (Tribun-medan.com/ase/tio)

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas