Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Wanita Bali Meninggal Lalu Hidup Lagi, Kini Ia Mendapat Gelar Baru

Ni Wayan Norti diyakini mati suri. Ia terbangun setelah mendapat pesan untuk menjalani kehidupan sebagai seorang dwijati.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kisah Wanita Bali Meninggal Lalu Hidup Lagi, Kini Ia Mendapat Gelar Baru
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Ni Wayan Norti (rambut terurai) ketika kesurupan (trance) dan berlari menuju Pura Pejenengan Sakti. Ibu dari dua anak tersebut sempat dikabarkan meninggal dunia, dan hidup kembali saat sampai di rumahnya, Selasa (13/3/2018). 

Ia menyampaikan bahwa Ni Wayan Norti dan suaminya, sudah kembali ke rumah kost mereka di Denpasar.

"Kemarin sore, Selasa (13/3/2018), kerabat saya sudah kembali ke Denpasar," ujar salah sorang kerabat dari Norti ketika ditemui di kediamannya.

Pihak keluarga pun mengaku kurang mengetahui secara pasti, dimana lokasi kost dari Ni Wayan Norti dan suaminya.

Pihak keluarga pun meminta media untuk melakukan konfirmasi lebih lanjut, setelah Ni Wayan Norti melakukan ritual mediksa.

Mediksa (atau juga disebut divya jnyana) adalah upacara untuk dapat menerima sinar suci ilmu pengetahuan yang berfungsi untuk melenyapkan kegelapan pikiran agar mencapai kesempurnaan yang merupakan salah satu bagian dari saptangga dharma yaitu dengan cara menjalankan upacara inisiasi agar dapat menunggalkan diri dengan Tuhan.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI Klungkung Putu Suarta menyampaikan, pihak PHDI tidak ada membatasi siapapun, termasuk Ni Wayan Norti untuk menjadi seorang diksa/medwijati.

Termasuk tidak ada batasan usia dari seseorang untuk melakukan prosesi mediksa, semua tergantung yang pada yang bersangkutan dan nabe (guru).

BERITA REKOMENDASI

"Calon diksa harus punya kesiapan mental maupun lainnya dan keluarga mendukung. Kalau usia tua tapi belum bisa mengendalikan diri, kami juga khawatir itu. Ketika seseorang sudah didwijati tidak lagi memikirkan hal-hal yang sifatnya duniawi," ujar I Putu Suarta ketika ditemui di Sekretariat PHDI Klungkung, Rabu (14/3/2018).

Menurut Suarta, menjadi seorang sulinggih adalah sangat sulit, karena harus punya kesadaran dan punya disiplin tinggi menaati hukum agama.

Selain itu juga harus memenuhi beberapa syarat bisa menjadi seorang yang medwijati.

"Jangan nanti ketika seseorang sudah mendiksa, mencari kerja atau terikat oleh pekerjaan diluar urusan keagamaan, itu yang kami khawatirkan. Makanya saat diksa pariksa, kami dari tim diksa pariska kabupaten selalu bertanya soal kesiapan yang bersangkutan, baik jasmani, rohani, material dan kesiapan keluarga, anak-anaknya seperti apa,” ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Ni Wayan Norti sempat menggemparkan warga Pau.

Setelah mengikuti proses melasti Desa Pakraman Pau ke Pantai Watu Klotok serangkaian Hari Raya Nyepi, Senin (12/3/2018), Ni Wayan Norti langsung ke Denpasar bersama suaminya Nyoman Sutiasa.

Tapi besoknya, Selasa (13/3/2018) mendadak Norti kejang-kejang lalu tidak bergerak selama 3 jam lebih.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas