Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Tetangga Hacker yang Ditangkap FBI: Ibunya Bangga Katon Sudah Bisa Cari Uang Sendiri

Kabar tertangkapnya hacker Surabaya Katon alias KPS (21) oleh FBI mengejutkan tetangganya di wilayah Kupangkrajan, Sawahan.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pengakuan Tetangga Hacker yang Ditangkap FBI: Ibunya Bangga Katon Sudah Bisa Cari Uang Sendiri
warta kota
Tiga hacker yang juga mahasiswa Surabaya yang menjebol 600 situs perusahaan dan pemerintahan di 44 negara, termasuk milik Amerika Serikat (AS), diperlihatkan saat rilis di Polda Metro Jaya Jakarta, Selasa (13/3/2018). 

Maria mengaku tadi pagi sudah ada polisi ke rumah Katon, entah untuk apa.

"Makanya kok anaknya tidak pernah kelihatan, bapaknya juga tidak pernah kelihatan setelah berita ini. Mungkin ikut menemani ke Jakarta, kami juga tidak tahu," tutupnya.

Mahasiswa Stikom

Diberitakan sebelumnya, tiga hacker Surabaya ditangkap FBI dengan bantuan tim Cybercrime Polda Metro Jaya setelah meretas 600 situs di 44 negara ternyata masih berstatus mahasiswa Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya.

Pihak kampus membenarkan jika ketiganya masih mahasiswa aktif di kampusnya.

Humas Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya, Sugiharto Adhi Cahyono mengungkapkan Katon Primadi Sasmitha (21), Nizar Ananta (21) dan Arnold Triwardhana Panggau (21) merupakan mahasiswa S1 Sistem Informasi angkatan 2015.

"Ketiganya tercatat masih mahasiswa aktif, sekarang semester 6. Kalau aktif masuk kuliah, sudah tidak sekarang," ujarnya pada SURYA.co.id, Rabu (14/3/2018).

Berita Rekomendasi

Secara akademik, mereka belum pernah melakukan pelanggaran akademik ataupun pelanggaran etika.

"Mereka tidak aktif di organisasi seperti senat atau BEM. Secara nilai juga masih grade bagus, Indeks Prestasinya di atas 3,"ujarnya.

Ke depannya, pihak kampus masih menerapkan praduga tak bersalah untuk kasus internal maupun eksternal.

Apalagi pihak kampus belum tahu prosesnya hukumnya berjalan sampai mana.

"Kami juga masih menunggu karena belum mendapat panggilan apapun dari keluarga atau pihak kepolisian,"ujarnya.

Pihak kampus, lanjutnya, juga sempat menghubungi keluarga melalui dosen wali.
Namun belum mendapat respon hingga saat ini.

"Mereka harusnya sudah memasuki Kerja Praktek dan Tugas Akhir. Tetapi ketiganya belum pernah konsultasi hal ini ke dosen wali," lanjutnya.

Halaman
123
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas