Gelaran Wayang Ajen Hipnotis Ribuan Warga Banjar
Penampilan Wayang Ajen di Lapang Bakti Kota Banjar, Sabtu (17/3) malam, mendapatkan sambutan luar biasa. Perhelatan pertama Wayang Ajen di Banjar ini
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BANJAR – Penampilan Wayang Ajen di Lapang Bakti Kota Banjar, Sabtu (17/3) malam, mendapatkan sambutan luar biasa. Perhelatan pertama Wayang Ajen di Banjar ini, mampu menghadirkan ribuan warga di Taman Kota.
Anak-anak, remaja, orang tua, laki-laki dan perempuan tumpah ruah memadati lokasi pertunjukan Wayang Ajen.
Hujan deras yang menguyur Banjar sejak sore, tidak mampu menahan tingginya antusias warga untuk menyaksikan aksi wayang zaman now ini. Wayang Ajen tampil sebagai bagian dari puncak Hari Jadi ke-15 Kota Banjar
Antusiasme masyarakat disampaikan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Kadisporapar) Kota Banjar, Nana Suryana.
“Di Banjar, baru kali ini disambangi Wayang Ajen. Masyarakat sangat antusias, apalagi digelar malam minggu, tempatnya sangat representatif, adanya di taman kota. Penonton yang tidak kebagian duduk di dekat panggung, bisa duduk di tempat yang bisa enjoy buat nonton,” ungkapnya.
Menurutnya, atraksi Wayang Ajen berbeda dengan wayang kebanyakan. Hal inilah yang membuat masyarakat tertarik.
“Yang namanya wayang golek, masyarakat sudah tahu. Terutama masyarakat yang sifatnya tradisional. Tapi Wayang Ajen, dikemas secara modern dan zaman now kalau kata anak muda. Jadi dipandu dengan teknologi, lighting, dan beda dari yang lain,” jelasnya.
Nana juga mendeskripsikan Wayang Ajen. “Versi Wayang Ajen adalah bukan wayang purba. Dalam arti, dulu seolah-olah wayang golek itu animisme. Nah kalau sekarang Wayang Ajen dikemas secara islami dan religi. Kekinian,” terangnya.
Menurut Nana, warga Kota Banjar antusias menyaksikan perhelatan Wayang Ajen. Dijelaskannya, warga Banjar memiliki ketertarikan dengan pementasan wayang.“Masyarakat di sini sangat antusias menyaksikan wayang. Buktinya penonton ribuan orang yang hadir,” tuturnya.
Ditambahkannya, yang luar biasa dari Wayang Ajen, antara penonton, dalang, wayang, dan panggung sama, tidak ada pembeda.
“Kalau bahasa Sunda Diajenan, duduk bersama, tidak ada pembeda birokrasi atau non birokrasi. Kita duduk bersama di tempat yang sama,” ujarnya.
“Kalau wayang golek biasa, yang di panggung ya udah adanya wayang aja, rombongan seni. Tapi di Wayang Ajen penonton juga disediakan panggung agar betah. Dan tontonan pasti jadi tuntunan. Karena ada dakwah, religi, juga hiburan,” katanya.
Hebatnya lagi, penonton yang hadir bukan hanya dari Banjar. Sejumlah pejabat dari Majalengka, Subang, Sumedang, dan Ciamis, turut menikmati aksi Wayang Ajen.
Dalam pementasannya kali ini, Wayang Ajen mengajak seluruh penonton dan masyarakat Banjar untuk tidak terprovokasi jelang Pilkada serentak.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.