Seratusan Warga Banjar Mudita Dirawat saat Nyepi, Diduga Keracunan Nasi Bungkus
Kemeriahan hari pengerupukan berubah menjadi kepanikan bagi warga Banjar Mudita, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar
Editor: Dewi Agustina
Sebelum sampai di bale banjar, tepatnya di di depan Pura Penataran Agung Sukawati, Dewa Kawi melihat sejumlah ambulans sudah siaga di sana.
Tak hanya itu, petugas kesehatan dari Puskesmas Sukawati I juga telah membuka posko darurat.
"Setelah ada warga yang mendata, saya langsung ke bale banjar. Ternyata di jalan depan Pura Penataran Agung sudah banyak ambulans, dan di sana juga ada posko darurat, warga silih berganti memeriksakan kesehatannya. Data terakhir, ada 92 orang opname di RSUD Sanjiwani, satu orang di RS Ari Santhi, sisanya orang masih diobservasi di IGD RSUD Sanjiwani," ujar Made Kawi.
Pihaknya belum mengetahui penyebab keracunan massal tersebut.
Namun dia memastikan, usai mengarak ogoh-ogoh, sejumlah krama menyantap makanan yang didapatkan dari membeli.
Terkait kenapa dirinya bisa lolos dari keracunan, Dewa Kawi mengatakan Ida Bhatara Hyang Guru masih menyayanginya.
"Astungkara, usai acara pengerupukan, tiba-tiba saya pengen pulang untuk mandi. Usai mandi saya makan di rumah, setelah itu tidur sehingga saya tidak ikut makan nasi bungkus," ujarnya.
Pantauan Tribun Bali di Banjar Mudita, sejumlah petugas kesehatan masih membuka posko darurat di Bale Banjar Mudita.
Baca: Pengendara Mobil yang Kabur Ditangkap Warga Usai Tabrak Korbannya Hingga Tewas
Masyarakat pun masih silih berganti memeriksakan kondisinya.
Sementara para korban yang dirawat di sejumlah rumah sakit, kondisinya saat ini sudah membaik.
Namun mereka belum bisa bergerak secara leluasa lantaran masih lemas.
Berdasarkan data BPBD Gianyar, jumlah korban yang dilarikan ke RSUD Sanjiwani terus meningkat hingga Sabtu sore.
Dari yang awalnya 98 meningkat menjadi 104 orang.