Ini Wawancara Terakhir Tribun Group Dengan Zaini, TKI Terpancung di Arab
Pengalaman kerja dan bertahun-tahun lancar komunikasi dengan warga Arab menjadi buktinya namun polisi punya padangan lain.
Editor: Hendra Gunawan
Kecurigaan Zaini akhirnya terbukti. Penerjemah itu bukannya memudahkan, tapi justru membelitnya.
Penerjemah bernama Aziz berkali-kali merayunya agar Zaini mengaku membunuh juragannya.
Aziz memberikan jaminan, Zaini tidak akan lama di tahanan.
Aziz berjanji membantu pembebasan Zaini. Paling lama dua minggu.
Iming-iming itu membuatnya luruh. Apalagi, ia juga sudah tidak kuat menahan pressure polisi.
"Saya akhirnya nurut karena ingin bebas. Saat itu saya benar-benar bingung," kenangnya.
Selama pemeriksaan oleh polisi, Aziz berkali-kali salah menerjemahkan maksud Zaini.
Beberapa pertanyaan polisi yang mengarah pada tuduhan pembunuhan, seolah diiyakan Azis.
Zaini mengerti ucapan Aziz namun dia tidak berdaya membantah. Takut disiksa menjadi alasan Zaini untuk diam.
Setelah pemeriksaan tuntas, Zaini masih berharap bisa bebas sesuai yang dijanjikan Azis.
Namun, hari berganti sampai tahun bergulir, Azis tak juga menepati janjinya.
"Saya tertipu. Namun saya menyesal meskipun sudah melaporkan ke KJRI tetapi Azis tak ditindak," sesalnya.
Zaini mengaku bukan pembunuh majikannya. Pengakuan itu juga sudah berulang kali dia sampaikan kepada anak istrinya.
Zaini bersumpah kepada mereka. Keluarga Zaini pun percaya ayah mereka bukan pembunuh.
"Saya juga yakin, pengadilan Arab akan percaya saya. Sayangnya sidang belum pernah digelar," katanya.