Warga Ketakutan, Harimau Bonita Masih Bebas Berkeliaran
Kepala Desa (Kades) Tanjung Simpang, Abu Nawas membenarkan jika kegiatan perekonomian warganya menjadi menurun
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Reporter Tribun Pekanbaru, T Muhammad Fadhli
TRIBUNNEWS.COM, TEMBILAHAN -- Masih berkeliarannya harimau sumatera yang telah menewaskan 2 orang warga di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), ternyata berdampak ke berbagai sisi kehidupan masyarakat setempat.
Ketakutan warga akan hewan buas tersebut, membuat aktifitas sehari- hari masyarakat tidak maksimal, khususnya warga di sekitar daerah harimau yang diberi nama Bonita tersebut sering menampakkan wujudnya, yaitu di Sinar Danau, Dusun Simpang Kanan, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Inhil.
Baca: Pernikahan Bermahar Rp 1,4 Miliar Eks Pejabat Berumur 71 Tahun dengan Mahasiswi Diambang Perceraian
Kepala Desa (Kades) Tanjung Simpang, Abu Nawas membenarkan jika kegiatan perekonomian warganya menjadi menurun akibat masih berkeliaran si belang.
Masyarakat Sinar Danau yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan tersebut, menurutnya, menjadi was-was dan jarang keluar akibat berkeliarannya harimau di wilayah mereka.
“Masih syok. Dampak dari adanya harimau, termasuklah kegiatan ekonomi masyarakat berkurang, sehingga pendapatan masyarakat otomatis berkurang,” ujar Abu Nawas kepada Tribuntembilahan.com, Selasa (20/3/2018).
Tidak hanya masalah perekonomian, kekhawatiran masyarakat juga berimbas kepada dunia pendidikan di daerah tersebut.
Abu Nawas menuturkan, Kegiatan belajar mengajar terpaksa di liburkan akibat masyarakat yang was- was dengan keberadaan si belang sampai waktu yang belum ditentukan.
“Anak sekolah diliburkan sejak adanya harimau. Satu cuman SD Marjinal (lokal jauh) didalam tu muridnya juga tidak banyak,” tuturnya.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Camat Pelangiran, Abdul Pani.
Menurutnya, SD Marjinal tersebut memang tidak setiap hari melakukan aktifitas belajar mengajar, namun dampak dari harimau ini membuat intensitas belajar menjadi lebih berkurang.
“Masih sempat sekolah. Mereka juga tidak setiap hari belajar tergantung gurunya SD Marjinal itu, tapi tidak juga mencekam, cuman dia (murid) yang lewat jauh-jauh itu kan agak was-was juga, itu aja,” imbuh Abdul Pani saat dihubungi Tribuntembilahan.com terpisah.
Apalagi lokasi sekolah yang berada di Sinar Danau, Dusun Simpang Kanan tersebut, menurut Abdul Pani, masuk dalam lokasi jangkauan harimau, sehingga menambah was-was masyarakat.
“Iya, kalau wilayah jangkauannya di situ, sekarang itu dia (harimau) mutarnya di situ, daerah sinar danau dan eboni, makanya posko tim terpadu letaknya di dua titik itu dan sekolah itu letaknya dekat situ,” tukas Abdul Pani.
Sebelumnya, harimau telah menewaskan Jumiati (33), Rabu (3/1/2017), seorang Karyawati yang tewas diterkam saat berkerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State PT Tabung Haji Indo Plantation (PT THIP) (dulunya PT Multi Gambut Indonesia) yang beroperasi di wilayah Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran.
Selanjutnya, seorang kuli bangunan bernama Yusri Efendi (34), warga Desa Pulau Muda, Kecamatan Pulau Muda, Kabupaten Pelalawan, Riau, juga tewas mengenaskan diterkam harimau saat bekerja membuat bangunan sarang burung walet di Sinar Danau, Dusun Simpang Kanan, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran Kabupaten Inhil, Sabtu (10/3/2018).(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Bonita Masih Berkeliaran, Ini Kekhawatiran Warga Pelangiran