Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jadi Pemimpin itu Harus Banyak Mendengar kata Moeldoko

Negara maju memiliki ciri-ciri diisi oleh orang-orang yang memiliki need of achievement, kebutuhan akan prestasi yang sangat kuat.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Jadi Pemimpin itu Harus Banyak Mendengar kata Moeldoko
ist
Moeldoko 

Berikutnya adalah aspek kemampuan sosial, meliputi social awareness, social relationship management, dan social problem solving skill. Kepala Staf Kepresidenan menekankan, aspek ini lebih dari sekadar kecerdasan emosial karena terkait kemampuan membangun jaringan sosial sebagai modal untuik melebarkan pengaruh.

Terkait aspek kemampuan sosial, Moeldoko mengingatkan, “Penting agar sebagai pemimpin jangan ciptakan barrier atau hambatan psikologis bagi bawahan. Jadi pemimpin itu harus banyak mendengar!”

Aspek keempat yakni aspek emosional, termasuk di antaranya recognition of emotion, expression of emotional, dan management emosi.

“Ini terkait manajemen emosi atau kemampuan mengelola emosi orang lain sehingga mampu memberikan pengaruh lebih optimal,” lanjutnya.

Aspek kelima adalah aspek personal, menyangkut self awareness, self confidence, dan self motivation. “Inilah salah satu aspek yang menjadi fondasi kepemimpinan, karena terkait dengan kesadaran tentang hakekat diri serta visi-misi pribadi yang akan disebar dan disebarluaskan kepada orang lain,” ungkap Moeldoko.

Keenam yakni aspek moral, terkait integrity, responsibility, and generosity atau kemurahan hati.

“Aspek moral menjadi salah satu fondasi penting kepemimpinan terkait kemampuan seseorang menjaga integritas moral, sehingga pengaruh yang diberikan kepada orang lain menjadi sustainable atau berefek jangka panjang,” urai pemilik beberapa bintang tanda jasa, di antaranya Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma Pratam, dan Satya Lencana Dharma Santala.

Berita Rekomendasi

Mantan Gubernur Lemhanas itu kemudian memaparkan tujuh hal terkait Transformasi Kepemimpinan, seperti yang sudah diterapkan di TNI.

Pertama, from Honesty to Trust, dari Jujur Menjadi Dipercaya.

“Jujur memang keniscayaan, tetapi anggota TNI yang menjadi dipercaya masyarakat akan jauh lebih penting,” kata Moeldoko.

Selanjutnya From Quality to Preference. Dari Kualitas ke Pilihan.

“Memiliki kualitas kemampuan memang diwajibkan, tetapi menjadi pilihan rakyat untuk berlindung lebih utama,” ujar pria kelahiran Kediri pada 1957 itu.

Hal ketiga, From Notoriety to Aspiration. Dari Kemasyuran ke Aspirasi.

“Memiliki kemasyuran karena memiliki prestasi memang utama, tetapi mampu menjadi aspirasi bagi rakyat untuk membantu bela negara jauh lebih bermanfaat,” jelasnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas