Juni Diharapkan Beroperasi, 2 RSP di Perbatasan Belum Dapat DAK, Puskesmas Topang Sementara
Dinas Kesehatan Kalimantan Utara menargetkan dua Rumah Sakit Pratama (RSP) di perbatasan bisa dioperasikan pada Juni nanti.
Editor: Sugiyarto
Laporan wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Dinas Kesehatan Kalimantan Utara menargetkan dua Rumah Sakit Pratama (RSP) di perbatasan bisa dioperasikan pada Juni nanti.
Dua RSP tersebut ialah RSP Sebuku dan RSP Krayan. Keduanya berada di Kabupaten Nunukan.
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Utara Usman menjelaskan, sebetulnya RSP tersebut belum memiliki alat kesehatan dan tenaga kesehatan.
Berdasarkan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan akhirnya disepakati dua rumah sakit itu akan didukung oleh Puskesmas di sekitarnya.
"Artinya beberapa tenaga kesehatan dan alat kesehatan di Puskesmas akan kita drop ke RSP itu. Utamanya alat kesehatan dulu. Juni kita targetkan sudah mulai beroperasi," kata Usman saat dikonfirmasi Tribun, Minggu (1/4/2018).
Tenaga dan alat kesehatan yang akan didrop ke RSP kata Usman, klasifikasinya sudah diatur dalam Permenkes Nomor 56 Tahun 2014.
Pengoperasian RSP Sebuku dan Krayan dikejar untuk memenuhi segala macam perizinan dan registrasinya. Usman mengatakan, jika sudah teregister, RSP itu akan mudah mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK).
"Kita harus operasikan untuk mendapatkan register. Setelah teregister, baru bisa masuk daftar ke e-planning untuk dapat DAK," ujarnya.
Dengan begitu, kebutuhan alat kesehatan dan tenaga medisnya baru bisa diupayakan secara maksimal.
"Dari segi perizinannya saya kira tidak ada masalah, karena yang menerbitkan adalah kabupaten. Apa yang kurang, kita fasilitasi nanti," sebutnya.
Untuk diketahui, RSP Long Bawan dibangun dengan APBD Kalimantan Timur waktu itu. Sedang RSP Sebuku dibangun oleh Pemkab Nunukan.
Dinas Kesehatan Kalimantan Utara pernah menyodorkan usulan penganggaran alat kesehatan kepada Kementerian Kesehatan sebesar Rp 30 miliar namun tak kunjung terealisasi.
Masyarakat perbatasan lanjut Usman sangat berharap kedua fasilitas kesehatan di perbatasan itu bisa beroperasi segera mungkin.
Sebab lazimnya, masyarakat yang membutuhkan tindakan pengobatan rujukan harus mengeluarkan biaya yang mahal karena harus menyewa pesawat terbang menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, RSUD Nunukan, maupun RSUD Malinau. (Wil)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.